55. Perjuangan Indah

16.1K 1.6K 185
                                    

Aku tinggal boker si Zwiena udah koit aja:')

Join this grup Kamel

https://chat.whatsapp.com/Bz717nCWunX2MOnnbdhqwd

Jangan lupa Follow, vote dan komen.

🔸 Selamat Membaca🔸

"ZWIENA!!" Teriak Regan terbangun dari mimpi buruknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ZWIENA!!" Teriak Regan terbangun dari mimpi buruknya.

Dia baru sadarkan diri setelah menabrak portal perlintasan kereta api, dirinya melihat sekeliling ruangan, tidak ada siapapun diruangan ini. Regan langsung melepaskan jarum infusnya dan berlari keluar ruangan.

Pria ini berjalan dengan terpincang-pincang akibat dari pergelangan kakinya yang tergeser saat kecelakaan tadi, sesampainya di depan tempat Administrasi dia langsung bertanya pada resepsionis di situ.

"Mba, pasien bernama Zwiena ada di ruangan mana?!" Tanyanya dengan tergesa-gesa.

Resepsionis itupun langsung mengetikkan nama Zwiena, namun tidak ada hasilnya. "Maaf, pak. Tidak ada yang bernama Zwiena."

"Coba cek kembali."

"Sudah, pak, tetap tidak ada pasien bernama Zwiena." Resepsionis itupun memperhatikan penampilan Regan dari atas sampai bawah, "bapak pasien kecelakaan itu, ya?"

Dengan sigap Regan langsung menjawab, "iya!"

"Tadi ada pasien kecelakaan bersamaan dengan masuknya bapak, satu wanita hamil dan satu tidak hamil dan anak cowo yang mengantarkan mereka ke ruang ICU."

"Dimana, mba, tempatnya?!"

"Bapak dari sini lurus, belok kanan langsung ketemu ruang ICU," Ujar resepsionis tersebut menunjukkan jalan pada Regan.

Tidak mau bertele-tele Regan langsung pergi ke ruang ICU dengan kaki terpincang-pincang. Dengan usahanya untuk sampai di depan ruang ICU, dirinya sampai juga di depan ruangan tersebut walau kakinya pincang.

Di sana sudah terlihat Dimas yang sedang menatap kosong ke arah pintu ruang ICU, dengan berzikir menggunakan 3 garis jarinya.

"Dimas,"Panggil Regan membuat Dimas mendengak ke atas.

"Regan!" Dimas langsung memeluk Regan erat sambil menangis di dalam dekapannya.

"Tenangin diri kamu Dimas, kita sama-sama berdoa untuk keselamatan mereka," ucapnya mengusap lembut punggung Dimas.

Dimas melepaskan dekapannya menatap sendu pada Regan, "Gue takut,"

"Percayakan semuanya pada yang maha kuasa."

Dalam hati, Regan berbicara pada Tuhan–meski sebetulnya hatinya begitu berdebar karena rasa khawatir pada Zwiena. Setelah mendoakan Shella, Regan mendoakan Zwiena baik-baik saja di dalam sana.

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang