02. Rumah Sakit

45.1K 3.5K 49
                                    

_________________________________________

🌻 H A P P Y R E A D I N G 🌻

_________________________________________

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan Zwiena membuka mata. Banyak cahaya yang menyerbu pada penglihatannya. Ya Tuhan, apakah gadis ini telah mati? Matanya terbuka sempurna, Zwiena mulai menelusuri penglihatannya ditempat baru ini.

Zwiena membulatkan matanya. Dalam hatinya menjerit melihat seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kamarnya. Malaikat turun dari mana ini? Sungguh aku merasa seperti sudah meninggal dan bertemu malaikat setampan ini. Ah sungguh ciptaan-mu sangat sempurna.

 Ah sungguh ciptaan-mu sangat sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ekhm ...” Zwiena langsung tersadar dari lamunannya saat pria itu berdehem padanya, “Perkenalkan, nama saya Abian Ansel,” ucap pria itu menjulurkan tangannya.

Zwiena pun membalas uluran tangannya. “Alexander Zwiena Roxy.”

“Kata dokter, kamu boleh pulang hari ini, tapi tidak diperbolehkan terlalu banyak aktivitas dirumah nanti,” kata Abian.

“Ah—gitu, terima kasih sudah membantu saya.”

“Ya sudah sekarang bereskan barang kamu, saya antar kamu pulang, sudah larut malam soalnya,” sambungnya, Zwiena tersenyum kala ada seorang yang memperdulikan dirinya.

“Hm—beneran? Terima kasih Abi, tapi saya bisa pulang sendiri kok,” ucap Zwiena.

“Ini sudah malam, rawan anak cewek pulang jam segini.”

Abian langsung membantu Zwiena, mau tidak mau gadis itu harus menurut dengannya. Zwiena hanya diam menatap ke arah luar jendela. Tubuhnya bahkan masih sakit jika digerakan. Zwiena berharap orang dirumah sudah tertidur pulas, maka dirinya akan selamat dari siksaan. Dipertengahan jalan, Zwiena memperhatikan jalanan yang dilewati Abian, ini bukan jalur menuju rumahnya, melainkan kesebuah restauran.

“M—maaf kamu salah jalan, ini bukan jalan ke arah rumah saya,” ucap Zwiena melirik Abian sekilas.

“Ya memang bukan, kita makan dulu ya ... kamu, 'kan, belum makan dari pagi,” ucap Abian memberhentikan mobilnya tepat di parkiran.

“Apa badan kamu masih sakit?” tanya Abian menatap tulis pada Zwiena.

“Sudah mendingan dari yang tadi pagi,” ucap Zwiena berbohong pada Abian. Nyatanya badan gadis itu masih sangat sakit dan nyeri.

“Butuh bantuan nona?” Ujar Abian membukakan pintu untuk Zwiena layaknya tuan putri.

Kapan dia turunnya? Zwiena bahkan baru memegang hendel itu, tapi dia sudah berada di depan pintu Zwiena. Apa Abian siluman? Ah Zwiena ini mikir apa sih, mana mungkin siluman seganteng dan semanis ini.

“Terima kasih, Abian.” Zwiena menerima uluran tangannya. Jantung Zwiena sudah tidak aman lagi sekarang, hampir mau copot dari tempatnya karena ulah Abian.

“Selamat menikmati makanannya.”

Zwiena melihat Abian mempersilakan dirinya untuk menyantap memakan ini. Kali pertamanya Zwiena makan steak tanpa ayah nya, dia tidak tahu cara memotong makanan ini, pasalnya dia selalu dipotongi oleh ayah nya saat hendak memakannya. Zwiena melirik Abian yang lagi serius dengan memotong steak tersebut, Zwiena perhatikan caranya Abian memotong dan segera ia ikuti caranya.

Rasa takut Zwiena semakin menggebu-gebu melihat sekarang jam 23.00 malam, “Oh god, aku harus siap menerima apapun hukumannya nanti.”

“Berhenti di depan komplek itu saja, Abi,” kata Zwiena menunjuk gerbang komplek. Zwiena tidak mungkin menyuruhnya berhenti tepat di depan rumahnya, bisa-bisa Abian turut andil dalam hukuman yang Zwiena dapatkan nanti.

“Saya antarkan kamu sampai depan rumah.”

“Tidak usah, sudah disini saja, aku tidak enak sama tetangga nanti,” titah Zwiena dengan sejuta alasan klasik yang dia lontarkan pada Abian. Abian memberhentikan mobilnya tepat didepan gerbang yang Zwiena tunjuk tadi, sebelum Zwiena turun tangannya dicekal oleh Abian.

“Bisa kamu berikan nomer teleponmu?”

“A—iya bisa.” Zwiena segera mengeluarkan ponselnya, mengetikkan nomornya di ponsel Abian. Mereka berdua slaing mengucapkan terima kasih.


🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Jangan lupa follow, vote dan komen ya prensky biar Pou seneng 😇

Jangan lupa follow, vote dan komen ya prensky biar Pou seneng 😇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam dari Pouri❤️

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang