Crazy Man [TAMAT]

[PROLOG]

"Aku kira, jika melakukan segala sesuatu dengan sendirian pasti bisa, ternyata aku salah, takdir memang tidak mengizinkan untukku melakukan semuanya sendiri."
~ Zwiena ~

Apa aku boleh berharap untuk mendapatkan kebahagiaan sedikit saja? aku mencintainya, tapi dunia seakan tidak adil.

Aku seorang remaja yang sering mendapatkan bully'an, kekerasan, dan ancaman. Masa remajaku tidak seindah remaja lain, yang biasa menjalani hidup dengan tenang.

Aku berharap suatu saat nanti, kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.

Tetapi ... Harapan itu seakan musnah, ketika orang yang ku anggap baik ternyata sama jahatnya dengan mereka.

Hiks ...

Tes ... Tes ...

Deru hujan turun begitu deras, kami berempat terus melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Hingga suamiku tidak menyadari bahwa di depan portal kereta api sudah turun dengan sempurna.

"Regan, awas!!"

BRAK!

Ngiung ... Ngingung ... Ngingiung ...

Bunyi sirine ambulans terus menerus nyaring di sepanjang jalan menuju rumah sakit. Wanita di sampingku bahkan sudah tak sadarkan diri dengan darah di sekujur tubuhnya.

Perlahan tanganku bergerak dengan pelan, dengan menahan rasa sakit akibat tabrakan tadi, "De, maafin bunda ya ... belum bisa menjaga kamu dengan baik."

"Ayah, aku mencintaimu."

Perlahan mataku tertutup dengan senidirinya. Jika nyawaku tidak terselamatkan, Aku berterima kasih padamu yang telah menjagaku selama ini. Ayah, atau yang kalian kenal adalah suamiku Regan.

TIT ... TIT ... TITTTT ....

Suara ventilator terdengar nyaring tanda pernapasan pada pasien di ruangan ini telah tiada.

"Tidak, Zwiena! Jangan sekarang, aku baru aja kembali."

"Tidak mungkin! Dokter, tolong periksa lagi istri saya, dia masih hidupkan, dok?!"

"Waktu kematiannya, pukul 19.00 WIB. Semoga Tuhan menerima amal ibadahnya."

🦋🦋🦋