Lucu. Lucu sekali. Keira tidak bisa berhenti tertawa tiap kali dia mengingat apa yang ditawarkan Ghidan padanya. Keira bahkan tertawa di hadapan Ghidan yang membuat pria itu merasa dihina dan direndahkan. Alhasil, Ghidan semakin jengkel hingga bersumpah tidak akan menolongnya, kecuali kalau Keira memohon di kakinya.
Pada Senin pagi dengan kepadatan lalu lintas yang bikin kepala pening, Keira masih saja tertawa tiba-tiba. Membuat Arsen yang duduk manis di sebelahnya menengok dengan dahi berkerut. Lalu, tak lama kemudian, anak yang memakai seragam olahraga sekolah dasar itu ikut-ikutan tertawa.
"Why are you laughing?" tanya Keira menghakimi ke arah Arsen. Anak itu masih memegang toy figure mini Pennywise yang diberikan Keira sebagai kado ulang tahun Arsen.
Anak itu menggeleng, lalu senyam-senyum sendiri, "kamu benar, Kei. Pennywise-nya mirip aku," balas Arsen polos, masih dengan senyuman merekah.
Keira melongo, tidak menyangka kalau kepolosan Arsen agak diluar nalarnya. Arsen membenci Pennywise selayaknya anak kecil kebanyakkan. Badut saja sudah mengerikan, apalagi badut pembunuh yang membawa mimpi paling buruk? Makanya, sejak awal Keira menggunakan Pennywise jika ingin membuat Arsen menangis.
Hari Minggu kemarin, Arsen reflek menangis ketika membuka kado yang diberikan Keira dengan penuh senyuman. Lalu, dengan santainya, Keira mengatakan,
"Gak usah nangis, Arsen. Pennywise kan mirip sama kamu. Lihat tuh pipinya sama, giginya juga."
Tangis Arsen tentu makin menjadi. Apalagi Ghidan yang biasanya menjadi pahlawan kesiangan bagi Arsen sedang tidak di rumah. Jadi, Keira bisa makin leluasa menikmati tiap tetes air mata dan rengekan anak gembul itu yang menjadi mainan barunya.
Lalu pagi ini, Arsen malah sudah menerima takdirnya dimirip-miripkan dengan Pennywise. Cepat sekali dia berubah.
"Nah, berarti kamu itu kembaran Pennywise," ucap Keira asal.
"Iya, Keira. Aku jadi sayang sama Pennywise."
"Terserah deh."
Arsen menengok ke arah Keira yang sibuk menyetir sekali lagi, memperhatikan bentuk wajahnya dengan raut berpikir. "Tapi, kata Papi, aku mirip banget sama Keira. Berarti Keira juga mirip Pennywise."
"Enak aja!" bentaknya tidak terima. "Aku gak ada mirip-miripnya ya sama kamu."
"Semua orang bilang kita mirip, apalagi waktu kamu masih kecil, pipi kamu juga gembul. Cuma hidung kita aja yang beda jauh. Hidung kamu mancung, aku nggak."
"Gak usah ngaku-ngaku," ucap Keira telak.
Arsen memilih diam dan menunduk, menikmati memandang boneka baru kesayangannya walau berbentuk mengerikan untuk menjadi mainan anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Blues (COMPLETED)
Romance"Marriage is hard, divorce is hard. Choose your hard." Menikahi perempuan tukang kontrol dan selalu ingin menang sendiri bukanlah perkara mudah. Hebatnya, Ghidan Herangga berhasil menjalani itu selama tujuh tahun berturut-turut. Tanpa persetujuannya...