Lupa ngasih tantangan. 5k for next chapter yaw!!
***
Danu memang tidak datang ke pesta pertunangan Sania dikarenakan ada urusan di Hong Kong sabtu kemarin. Namun, dia sudah mendengar gossip yang beredar mengenai Keira, juga melihat video pertengkarannya dengan seorang laki-laki yang menagih janji nikahnya, berikut komentar orang-orang mengenai kejadian itu yang menghakimi Keira sampai menyebutnya perempuan laknat, mereka juga menganggap bagian Keira yang hampir dibunuh sebagai lelucon yang lucu.
Danu yang cuma temannya saja sakit hati melihat respon mereka, apalagi Keira?
Jadi, Danu paham kalau Keira tidak masuk kantor di awal minggu ini untuk mengobati luka pada hatinya. Sambil menyender di depan meja Linda, Danu mengetik pesan berisikan dukungan dan perhatiannya untuk Keira.
'Gak apa-apa kalau mau absen dulu, take your time ya, Kei.' tulisnya khawatir.
Danu hanya perlu menyentuh bagian send, sayangnya, fokusnya lebih dulu teralih karena pintu kantor terbuka, kemudian terdengar suara heels berisik bersentuhan dengan lantai. Tidak lama kemudian, muncul perempuan mengenakan blazer biru langit, slim kulot putih, sunglasses hitam, kopi di tangan kanannya, dan paperbag starbucks di tangan kirinya.
"Good morning," sapanya riang dengan senyum cerah. Dia meletakkan paperbag Starbucks di meja Linda, kemudian mengeluarkan isinya dan menyerahkan untuk dua rekan kerjanya yang malah bengong melihat kehadirannya. "Telat banget ya gue hari ini?" tanyanya sambil menengo ke jam tangannya.
"Kei?" Danu kaget, penampilan Keira tentu terlalu niat untuk ukuran manusia yang sedang dalam fase mental breakdown. "Serius lo masuk?"
"Yaialah, entar lo pecat lagi kalau gue males."
"No, I mean, what happened to Sania's party, seharusnya membuat lo istirahat"
Keira membuka kacamatanya, matanya tidak kelihatan bengkak sama sekali, mungkin karena make-up memukaunya yang on-point dapat mengelabui itu. Dikarenakan Danu berdiri, dia juga ikutan berdiri dan menyandar di salah satu meja.
"Oh, itu. Gue udah lapor polisi kok. Ternyata ada yang catfishing orang itu pake identitas gue. Terus nih ya, kata temen gue yang kerja di BIN dan jago nyari info, pelaku yang nyuri identitas gue ini mungkin bukan orang random, tapi sengaja mau menjerumuskan gue. Ih kurang kerjaan banget, kan?" Rutuknya kesal kemudian menyedot Americanonya sampai setengah.
Mendengar penjelasan Keira, mata Danu membulat karena makin khawatir. "Duh, kalau begitu harus cepat ketangkep. Lo punya bayangan siapa yang catfishing? Pelaku satunya lagi sampe bawa piso loh itu!"
Keira mengangkat kedua bahunya, "Musuh gue kan banyak, Nu. Apalagi gue kerjanya di dunia hukum kayak begini, pasti ada aja yang dendam."
"Lo kenapa ngomongnya santai banget begini sih, Mbak?" sambung Linda heran.
"Terus gue harus gimana? Teriak-teriak histeris?"
Danu menghembuskan napas frustasi, "Tapi, lo beneran gak kenapa-kenapa, kan?"
Keira menggeleng, "Gue sih selamat, it was not the first time I saved myself from the weird men, tapi lengan kiri Ghidan yang kegores dan berdarah sampe harus dijahit. Dia kasian ya?" Keira malah meminta persetujuan dengan raut prihatinnya. "Last week must be hard for him."
"Ghidan sekarang gimana?"
Keira berpikir sebentar, "masih aktif sih," jawabnya asal. "Tadi pagi dia udah flight kok ke SG. Maklum, keras kepala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Blues (COMPLETED)
Romance"Marriage is hard, divorce is hard. Choose your hard." Menikahi perempuan tukang kontrol dan selalu ingin menang sendiri bukanlah perkara mudah. Hebatnya, Ghidan Herangga berhasil menjalani itu selama tujuh tahun berturut-turut. Tanpa persetujuannya...