18+ and trigger warning.
***
Jam dinding menunjukan angka sembilan lewat lima belas ketika pria tinggi berkulit tan itu baru selesai mandi. Dia berjalan ke arah lemari cokelat di dalam kamar, mengambil acak kaos warna putih dan celana pendek yang kemudian dikenakannya. Melempar handuk ke keranjang kotor yang masuk tepat sasaran.
Langkah kakinya menuju meja di mana macbook-nya terletak, melanjutkan memeriksa proposal FDI* yang tadi sudah ia baca sebagian.
TV yang menyala menjadi satu-satunya teman dari keheningan yang ia ciptakan. Menyiarkan berita malam terkini tentang peristiwa penting akhir-akhir ini. Bukan sesuatu yang menarik, tapi tetap menjadi hal yang patut ia ketahui.
Sambil mendengar suara TV yang berisik, mata tajamnya fokus pada layar MacBook, tangannya membolak-balik berkas yang penuh coretan. Menghapus, menambahkan, atau mengganti dengan strategi yang menurutnya lebih efektif. Bertahun-tahun berurusan dengan siasat, rencana dan cara yang menghasilkan laba terbesar menjadikannya dikenal sebagai salah satu yang terbaik dalam bidang ini, dan tentu saja itu tidak diraih secara instan.
Semua orang yang mengenalnya tahu kalau dia seorang pekerja keras dengan visi yang konstan.
Jika dalam satu hari terdapat dua puluh empat jam, maka Ghidan menghabiskan sekurangnya 16 jam untuk pekerjaan, tiga jam untuk kegiatan tambahan, kurang dari empat jam untuk istirahat, dan sisanya untuk makan, mandi serta kegiatan lain yang menjadikannya manusia, bukan sebuah robot gila kerja tanpa rasa lelah.
Proposal yang sedang ia pelajari itu seharusnya lebih penting, sayangnya konsentrasi pria itu harus terkecoh saat mendengar nama yang disebutkan pewarta berita. Nama yang membuat kepalanya menoleh, dan segera memberikan fokus ke layar TV.
Keira Soerjono.
"Penasihat hukum Warisman Sanjaya menyatakan jika kliennya sedang menjalani pengobatan jantung yang telah dideritanya selama belasan tahun. Maka dari itu, pemeriksaan oleh jaksa penuntut umum atas kasus pencucian uang yang diduga dilakukan Warisman Sanjaya harus kembali ditunda..."
Ghidan mencibir. Memang bukan tempatnya untuk memaki. Perempuan yang disebut sebagai si penasehat hukum Warisman Sanjaya itu lagi menikmati salah satu puncak karirnya sebagai advokat diumurnya yang tergolong muda. Kasus pencucian uang Warisman Sanjaya membuatnya beberapa kali muncul di TV beberapa minggu belakangan. Banyak yang mengagumi kecantikannya, sayang sekali mereka tidak pernah tahu bagaimana sifat aslinya.
"Evil witch." Pria itu berdesis. Matanya menatap tajam pada perempuan berblazer abu-abu di layar TV. Penampilannya yang memesona memang mampu membuat sebagian besar lelaki bertekuk lutut. Namun kearoganannya membuat Ghidan menantikan perempuan itulah yang bertekuk lutut dihadapannya.
Sayang sekali, tayangan TV kemudian berganti ke berita selanjutnya, melenyapkan seluruh bayangan buruk Ghidan tentang perempuan itu yang ingin dia lenyapkan.
Merasa perutnya kosong, Ghidan berjalan keluar kamar. Satu-satunya makanan yang terpikirkan olehnya hanyalah mi instan. Baru saja ia menuruni tangga, matanya sepapasan dengan perempuan yang baru keluar dari kamar di lantai bawah.
Perempuan itu mengenakan gaun warna silver sepaha bertali spageti. Perona pada wajahnya agar berlebihan. Lipstick merah, eyeshadow tebal, fake eyelashes, anting hoops yang lebih mirip gelang, juga wangi parfume lembut yang tercium oleh Ghidan dari tempatnya berdiri. Mirip-mirip pelacur di film Pretty Woman yang bisa dipakai seenaknya selama sang pria punya uang. Percaya atau tidak, perempuan ini adalah perempuan yang sama dengan yang ia lihat di TV beberapa saat lalu.
Dia Keira, istrinya. Istri sahnya yang sejak awal menyembunyikan pernikahan mereka layaknya Ghidan tidak pernah pantas untuknya.
"Mau kemana kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Blues (COMPLETED)
Romance"Marriage is hard, divorce is hard. Choose your hard." Menikahi perempuan tukang kontrol dan selalu ingin menang sendiri bukanlah perkara mudah. Hebatnya, Ghidan Herangga berhasil menjalani itu selama tujuh tahun berturut-turut. Tanpa persetujuannya...