Warning : typos!***
Bagi Keira, hidup adalah tentang memegang kendali. Dunianya akan baik-baik saja selama kendali terhadap dirinya masih berada di tangannya.
Keira menyadari kalau tidak ada yang akan datang untuk menyelamatkannya ketika dia terjatuh pun terluka, hidupnya sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya. Semakin dewasa, dia kesulitan mempercayai siapapun, apalagi memberikan kendali kepada orang lain mengenai perasaannya.
Mungkin itulah sebab yang menjadikan Keira tidak tampak manusiawi. Dia terlalu egois dan mementingkan diri sendiri. Saking egoisnya, Keira sudah pantas menjadi villain di film-film bertemakan Super Hero. Bukankah keegoisan yang berlebihan merupakan awal dari kehancurkan dunia?
Keira menjadikan kendali terhadap dirinya sebagai kekuatan terbesarnya. Perempuan itu meyakini bisa mengalahkan siapapun selama memegang kendali, termasuk Superman atau Captain America sekalipun jika dia memang ditakdirkan menjadi villain di film Super Hero.
Pada kenyataannya sekalipun, Kaira berkali-kali menang dan mendapatkan apa yang dia mau karena masih memegang kendali. Ketika tangannya bergetar tiba-tiba dan bagaimana ekspresinya memperlihatkan ketakutan, itu merupakan bagian dari kendali lainnya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Dengan kata lain, dia memanipulasi Ghidan agar bersedia menuruti apa maunya. Toh, diantara semua orang di bumi ini, Keira hapal betul apa kelemahan Ghidan sehingga pria itu bisa dikelabuhi untuk kesekian kalinya.
Keira pikir, dia berhasil. Ghidan memberinya tatapan kasihan, pria itu bahkan mendekat ke arahnya, kemudian memberikan pelukan paling nyamannya yang sudah lama tidak dia rasakan. Keira merasa jika dia masih menggenggam dunia. Sampai akhirnya, Ghidan berbisik di telinganya,
"Do you think you can manipulate me again with this kind of stupid trick? I don't forget you are really good at acting."
Suaranya terlalu dingin dan menusuk, ditambah kenyataan Keira ketangkap basah ketika sedang lengah-lengahnya.
Perempuan itu pun menahan napas. Bulu kuduknya meremang. Ingin segera menjauh dari pelukan Ghidan, sayangnya pria itu malah menahan pelukan mereka sehingga Keira tidak bisa bergerak.
"Your mother doesn't have any STD," ucapnya lagi. Dengan suara tanpa emosi. "Kenapa bawa-bawa dia? I know you are low, but your level is so unbearable."
Keira menegak salivanya kesusahan. Dengan sekuat tenaga, dia masih mencoba melepaskan pelukan menyesakkan Ghidan. Sayangnya masih gagal, sampai Ghidan yang memilih untuk mengendorkan pelukannya dan menundurkan sedikit badannya agar bisa menatap tepat ke mata clueless Keira.
Jarak wajah mereka terlalu dekat. Perempuan itu dapat merasakan detak jantungnya sendiri. Meskipun dia bisa memberikan tampang santainya, jelas sekali kalau kini dia merasa terintimidasi. Toh, dia tertangkap basah dan ini tidak berjalan sesuai kemauannya.
"You are overreacting," balas Keira mencoba memalingkan wajah. Sementara Ghidan memegang dagunya agar mata perempuan itu tidak bisa menghindar.
"I've been letting you you take me for granted for years. But now, I won't be that stupid anymore."
Setelah mengatakan itu, Ghidan melepaskan tangannya dari dagu Keira, berikut badannya yang mengambil jarak. Lelaki itu kelihatan kecewa. Sudah sekian kali Keira mengecewakannya dan dia masih belum menyingkirkan perempuan ini juga dari hidupnya. Ghidan bahkan ingin mentertawakan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Blues (COMPLETED)
Romance"Marriage is hard, divorce is hard. Choose your hard." Menikahi perempuan tukang kontrol dan selalu ingin menang sendiri bukanlah perkara mudah. Hebatnya, Ghidan Herangga berhasil menjalani itu selama tujuh tahun berturut-turut. Tanpa persetujuannya...