29. Lion (2)

63.1K 7.5K 1.7K
                                    

Keira suka mengibaratkan kalau dia seperti Singa, sang penguasa hutan yang galak, berani, menakutkan dan selalu menang dalam tiap pertandingan. Jika semua orang memiliki kelamahan, maka Keira tampak tak memiliki itu sama sekali. Banyak yang berhasil tertipu dengan ketenangan dan sikap manipulasinya. Perempuan ini juga tidak akan terang-terangan menangis meskipun dikonfrontasi banyak orang sekaligus ketika dia hanya sendirian.

Dia bukanlah orang yang menangis dengan mudah. Tiga belas tahun mengenal Keira, Ghidan dapat menghitung jari kapan saja mendapati Keira menangis di depan mata kepalanya sendiri. Terkadang, Keira dapat menunjukkan pada dunia kalau masalah besar yang dia hadapi itu bisa diatasi dengan mudah tanpa air mata.

Namun, kini perempuan itu malah menangis dikarenakan sebab yang belum Ghidan pahami.
Apa salah penisnya hingga Keira menangis begitu tiba-tiba?

Pria itu memutuskan memasang kembali celananya dengan benar. Tidak peduli bagian terpenting tubuhnya itu mulai perih karena didiamkan begitu saja. Ghidan ikutan berlutut, memastikan keadaan Keira.

"Hey, what's wrong?" Tanya Ghidan hati-hati.

Keira menghapus air matanya yang tidak banyak. Mukanya yang tadi memerah kini makin memerah.

Kepalanya menggeleng, "I am still not ready for this. Bimbie pernah cerita kalau ..."

"Kalau?"

Keira menggeleng-gelengkan kepalanya, bak tidak sanggup untuk menjelaskan apa yang terjadi di kepalanya. Matanya memberikan tatapan memelas untuk Ghidan.

"Can we do this next time?"

"Ya, of course," jawab Ghidan segera.

Keira memberi Ghidan tatapan keheranan atas jawabannya yang tidak memperpanjang masalah seperti biasa, tapi Ghidan lebih heran lagi karena Keira memintanya menunda dengan begitu baik-baik.

"Are you okay, now?" tanya Ghidan memastikan. Well, Keira tipikal yang tidak mau kalah. Untuk hal seksual sekalipun, dia termasuk yang sangat frontal dan belagak layaknya pro-player. Dia juga sering menunjukkan kalau ilmu seksual Ghidan tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya yang sudah menamatkan kitab Kama Sutra sejak berumur 14 tahun.

"There is nothing wrong with me."

"Terus, kenapa nangis?"

Keira tidak segera menjawab, dia berpikir agak lama lalu melihat ke arah lain selain mata Ghidan. "I can't imagine your titiw go inside my mouth," jelas Keira sambil memegang bibirnya. Lalu membuka sedikit mulutnya, seperti membayangkan sekali lagi apa yang harus dia lakukan ketika milik Ghidan berada di dalam mulutnya.

Ghidan mencibir, Keira tentu sepenuhnya baik-baik saja, tidak seperti yang Ghidan khawatirkan. Keira hanya tidak mau sekaligus tidak suka melakukan aktifitas seksual bersamanya. Tentu saja dia lebih suka bermain sendiri atau dengan pria-pria lain di luar sana dibanding bersama Ghidan.

"Mau kemana?" Perempuan itu menegur ketika Ghidan melangkahkan kakinya menuju pintu yang di depan mata.

"Tidur."

"Nggak jadi?" tanya Keira bingung. "Come here," dia menepuk bagian kosong di sebelahnya. "I can teach you how to kiss very very very well," ucapnya dramatis. "You might like it better than your d*ck go inside my mouth."

Ghidan menahan napasnya. Dia nyaris turn off, tidak berminat melakukan apa-apa lagi dan ingin segera tidur. Namun, suara perempuan itu disertai kata-katanya membuat darah dalam tubuhnya kembali berdesir, sesuatu di tengah selangkangannya seperti kesentrum sekali lagi.

Marriage Blues (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang