Keira hampir tidak pernah kelihatan berada di rumah pada akhir pekan, apalagi malam minggu. Dia selalu memiliki banyak acara, entah itu berpesta dengan teman-temannya atau berkencan dengan kekasihnya. Dan Ghidan tidak sedang ingin melihat Keira. Kalau dulu dia bersedia melakukan apa saja untuk menemui Keira, kini mengingat perempuan itu saja sudah membuatnya malas.
Namun, suara berisik yang ia dengar dari dapur saat ingin mengambil air mineral menghancurkan harapannya. Perempuan itu berada di sana, duduk di depan mini bar sambil meniup kuku-kukunya yang baru diwarnai. Tangan kirinya memegang iPad. Sementara tidak jauh dari tempatnya, berdiri seorang laki-laki bergaya mirip James Charles yang tengah mengaduk-aduk masakan di wajan keramik. Kedua orang itu terus mengobrol dengan seru mengenai lipstick dan juga foundation terbaru keluaran Chanel yang sedang dipesan Keira.
Belum ada yang menyadari kehadiran Ghidan sampai laki-laki yang sedang memasak menengok ke arahnya dan tersenyum. "Hey Ghi, mau cobain Grilled Salmon with potato gratin buatan Bimbie?"
Ghidan lekas membuka kulkas dan mengambil air mineralnya yang diletakkan dalam sana. Laki-laki yang menamai dirinya Bimbie ini memang sering belagak ramah.
"No, thanks."
"Ini enak kok," katanya lagi dengan raut kecewa, "Bimbie juga sudah masakin Ghidan."
Ghidan ingin segera beranjak dari sana, akan tetapi Keira lebih dulu berdiri di hadapannya dan berkacak pinggang.
"Kenapa kamu sedingin itu sama Bimbie?!" tanyanya tidak terima.
Ghidan mendengkus. Dia pernah merasa tak nyaman dengan silent treatment yang sering diberikan Keira padanya beberapa bulan terakhir. Namun, ternyata itu lebih baik dibandingkan melihat perempuan itu mencari ribut dengan apapun yang ia lakukan.
"You should stop being a homophobic bastard," lanjutnya ketus.
Well, jujur, Ghidan memang geli dengan laki-laki feminim seperti Bimbie yang menurutnya aneh. Dia menggunakan lisptick, eyeshadow, dan menyambung bulumata, namun masih laki-laki. Dia merupakan sahabat Keira yang kerap kali menjadi teman tidurnya.
Keira hanya memiliki dua orang yang diakuinya sebagai sahabat. Pertama perempuan bernama Sania, dan yang kedua laki-laki ini. Sania sudah muak berteman dengan Keira dan meninggalkannya beberapa bulan lalu, sementara lelaki ini masih betah dijdikan budak dan dimanfaatkannya.
"I am not a homophobic."
"Of course you are a homophobic. You are also a sexist, misogynyst, and rapist!" Keira berkata pedas di depan muka Ghidan. "Belum sadar juga?"
Ghidan tidak habis pikir bagaimana dia bisa melewati tujuh tahun lebih menghadapi perempuan ini tanpa melakukan percobaan pembunuhan sama sekali. Dia hanya bisa menghembuskan napas frustasinya dan membuang muka. Khawatir akan mencekik perempuan ini kalau terus-terusan melihat ke arahnya.
Tidak peduli dengan Ghidan yang mulai panas, Keira melipat kedua tangannya di depan dada, menatap dingin ke arah Ghidan.
"I know you enough. Kamu selalu berpikir kalau kamu lebih baik dari aku, yang seorang perempuan dan juga Bimbie yang gay," ucapnya lagi.
Ayolah, Ghidan bahkan tidak mengatakan apa-apa sama sekali. Kenapa kesimpulan Keira terlalu jauh?
"Aku masih bisa memaafkan kamu walau kamu memperkosa aku minggu lalu. It was traumatized, sedangkan menurut kamu itu bukan apa-apa. Tapi, perlakuan kamu ke Bimbie ternyata masih belum berubah juga. Mau sampai kapan kamu jadi homophobic?"
"What did I do wrong?"
"You don't like Bimbie because he is a feminine man and gay."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Blues (COMPLETED)
Romance"Marriage is hard, divorce is hard. Choose your hard." Menikahi perempuan tukang kontrol dan selalu ingin menang sendiri bukanlah perkara mudah. Hebatnya, Ghidan Herangga berhasil menjalani itu selama tujuh tahun berturut-turut. Tanpa persetujuannya...