2 bulan kemudian...
Seorang perempuan berlarian di trotoar dengan keringat mengucur di pelipisnya. Sesekali melihat arloji di pergelangan tangan yang sudah menunjukkan pukul 7 kurang 5 menit. Perempuan itu mempercepat larinya ketika gerbang sekolah sudah terlihat.
Helaan nafas terdengar, saat perempuan itu sudah memasuki area sekolah sebelum gerbang ditutup dan tepat saat itu bel sekolah berbunyi nyaring.
Semua orang di koridor berlarian memasuki kelasnya, begitupun dengan perempuan itu yang sudah memasuki kelas dengan nafas terengah-engah.
"Kenapa telat Nay?" tanya Fiza.
Naya segera menduduki kursinya karena ia sangat kelelahan. "Telat bangun gue, minum..., minum!!" Fiza memberikan botol minumnya pada Naya yang langsung diminum oleh perempuan itu.
"Lo sih, kenapa gak bareng sama El aja."
"Papah katanya mau anter gue jadi gue suruh El bareng lo aja, tapi gue bangun telat gara-gara semalem begadang nonton film. Ya terus gue ditinggalin Papah, soalnya Papah gak bisa nunggu gue," ujar Naya menjelaskan. Tak lama, sebuah jitakan mendarat di dahinya yang pelakunya tak lain adalah Elvano.
"Gue bilang apa, jangan nonton film mulu ngeyel banget sih lo. Kalau udah malem tidur, bukan begadang terus. Mentang-mentang udah pernah tidur lama, so-soan mau begadang terus," cerocos Elvano yang sudah berada di samping meja Naya.
Geram, Naya mencubit pipi Elvano sampai sang empu mengaduh kesakitan dan minta dilepaskan. "Bilang apa tadi?"
"Nay sakib!" Elvano berusaha melepaskan tangan Naya di pipinya.
"Gak, lo nyebelin. Tau gue capek lari-larian, lo malah bilang gitu. Pacar gak ada akhlak!"
Mungkin jika dibiarkan, pipinya akan sobek. "Maabin gwe," ucap Elvano tidak jelas. Akhirnya Naya melepaskan cubitannya dan kembali duduk di kursinya.
"Udah sana pergi, pokoknya gue ngambek sama lo El."
"Lah hari ini lo kenapa sih Nay? PMS?" tanya Elvano yang dibalas tatapan tajam dari Naya. Enggan membuat Naya semakin marah, Elvano memilih kembali ke kursinya.
Naya menyenderkan kepalanya di bahu Fiza manja. "Cape, ngantuk."
"Yaudah lain kali, begadang lagi aja nonton film," sindir Fiza, yang disindir hanya mencebik kesal.
***
Naya dan yang lainnya sudah berada di kantin untuk mengisi perut. Kali ini Rey ikut bergabung.
"El pesen makan dong," ujar Rey.
"Ogah, lo aja," balas Elvano. Lelaki itu asik menatapi wajah Naya yang sedang fokus pada layar ponselnya. "Masih marah?"
"Nggak," jawab Naya tanpa menoleh.
"Udahlah gue aja, lama," sahut Aldo langsung berlalu pergi. Sedangkan Fiza, Elvano, dan Rey saling berpandangan. "Lah emang dia tau kita mau makan apa?" tanya Fiza dibalas gelengan kepala oleh Elvano dan Rey.
"Bodo amat lah, sebahagia dia aja," ucap Rey. Bosan, Fiza memilih bermain ponselnya sama seperti Naya. Namun itu tak berlangsung lama, saat ada jari menusuk-nusuk pipinya. "Rey diem!"
"Jangan cuekin gue."
"Bodo."
"Fiza." Rey terus saja mengganggu Fiza yang sudah terlihat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
NayaVa (END)
Genç KurguIni tentang sebuah kisah dimana semua orang berjalan melewati jalan berduri untuk sampai keujung jalan yang penuh kejutan. Semuanya pasti terluka, secara fisik maupun batin. Tapi kelak akan tersenyum ketika sampai pada tujuan. Sudah siap berkelana d...