"Rey, lo ada di kelas gak pas istirahat di hari kejadian Naya?" tanya Elvano mengatur volume suaranya agar tidak terdengar oleh yang lain.
"Nggak, gue ke kantin."
"Lo tau gak siapa yang ada di kelas?"
"Mungkin si Mila tuh, dia kan jarang keluar kelas pas istirahat." Elvano menatap seorang perempuan yang duduk di meja paling depan.
"Emang kenapa El?"
"Nggak, penasaran aja."
"Selamat pagi anak-anak," ujar seorang guru memasuki kelas.
"Pagi Bu!" jawab semua orang di kelas serentak.
"Ada yang tidak masuk hari ini?"
"Masuk semua Bu!"
"Apakah kalian tahu kabar Naya?" tanya guru itu. Semuanya terdiam.
"Elvano?" Merasa dipanggil Elvano berdiri dari kursinya.
"Iya Bu?"
"Kondisi Naya sekarang bagaimana?"
"Belum membaik Bu," jawab Elvano pelan.
"Yasudah kamu duduk, kita doakan agar teman kalian cepat membaik dan bisa kembali belajar bersama di kelas. Hari ini kita mulai masuk materi baru, yaitu matriks."
"Seperti yang kalian tau matriks itu terdiri dari baris dan kolom." Guru itu menuliskan materi di papan tulis sembari menerangkan. Semua orang menatap setiap angka di papan tulis dengan malas.
Sarapan matematika. Sungguh mengenyangkan, mengenyangkan otak lebih tepatnya.
***
Setelah jam istirahat, adalah pelajaran olahraga. Para perempuan memilih berganti baju di toilet sedangkan lelaki berganti baju di kelas.
"Mila," panggil Elvano pada seorang perempuan yang hendak keluar kelas.
"Iya?"
"Lo selalu diem di kelas pas istirahat?" Mila menganggukan kepalanya pelan.
"Mil ayo," ajak perempuan di sampingnya menarik tangan Mila.
"Duluan aja, nanti aku nyusul," ucap Mila pada temannya yang sudah berlalu keluar kelas.
"Mau ngomong apa ya Elvano?" bingung Mila.
"Gue mau nanya, pas hari kejadian Naya lo ngeliat dia sama siapa gak?" Bukannya menjawab, Mila malah menutup wajahnya dengan kedua tangan ketika melihat para lelaki sedang membuka baju tidak memperdulikan ada perempuan disana.
"Woy kampret ada cewek nih!" kesal Elvano.
"Yaudah bawa keluar, ribet amat lo," balas Gavin membuat Elvano mendengus kesal lalu menarik tangan Mila keluar kelas dan menutup pintu.
"Buka aja," ucap Elvano. Mila menurunkan tangannya.
"Jawab pertanyaan gue tadi."
"Aku liat dia sama Fiza. Tapi mereka kayak lagi berantem gitu. Naya juga sempet ngebentak Fiza, terus mereka keluar dari kelas."
"Lo tau mereka kemana?" Mila menggelengkan kepalanya pelan. Elvano menghela nafas kasar, informasi yang ia dapatkan kurang cukup.
"Oke makasih ya Mil."
"Iya." Perempuan itu pergi dari sana.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Lelah dengan pikirannya sendiri, Elvano memilih memasuki kelas, mengganti seragam dengan baju olahraga.
Setelah memakai baju olahraga, semua orang pergi menuju lapangan dimana guru olahraga sedang menunggu. Para perempuan nampak mendesah pelan ketika berada dibawah terik matahari. Mereka lebih mementingkan kulit mereka yang mungkin akan kering.
"Gavin, pimpin pemanasan," titah guru olahraga. Gavin berjalan ke depan dan mulai memimpin pemanasan.
"Sesudah pemanasan, lari lapangan 5 keliling!" Semua orang langsung berlari mengikuti perintah mengelilingi lapangan yang cukup luas.
Baru saja 2 keliling, yang perempuan sudah mengeluh kelelahan. Sedangkan lelaki tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Melihat ada yang aneh pada Fiza, Elvano segera mensejajarkan tubuhnya.
"Za mau ke UKS?" tanya Elvano. Fiza menggelengkan kepalanya.
"Muka lo pucet banget Za, ayo ke UKS."
"Gue gak papa." Tubuh Fiza seketika terjatuh, meringis pelan sembari memegangi kepalanya yang terasa berat.
"Elvano bawa temannya ke UKS!" sahut guru olahraga. Langsung saja Elvano menggendong tubuh Fiza dan membawanya ke UKS.
"Padahal gue gak papa," lirih Fiza.
"Gak papa apanya, muka lo pucet gitu." Elvano membaringkan tubuh Fiza di kasur.
"Tidur," ucap Elvano menarik selimut.
"Lo balik ke lapangan aja, gue gak papa sendiri."
"Jangan bandel deh."
"Gue gak bisa istirahat kalau ada lo. Ganggu soalnya." Elvano mencebik kesal.
"Beneran gak papa?" Fiza mengangguk pelan.
"Yaudah, nanti gue balik kesini lagi. Kalau mau pulang bilang ke gue."
"Iya."
"Cepet sembuh." Elvano menepuk puncak kepala Fiza kemudian keluar dari UKS.
"Oh ini pacar Naya? Pacar ko gak bisa ngelindungin," ujar seseorang. Elvano menatap tajam seseorang yang sedang bersandar pada tembok dengan melemparkan senyum mengejek.
"Mau lo apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
NayaVa (END)
Genç KurguIni tentang sebuah kisah dimana semua orang berjalan melewati jalan berduri untuk sampai keujung jalan yang penuh kejutan. Semuanya pasti terluka, secara fisik maupun batin. Tapi kelak akan tersenyum ketika sampai pada tujuan. Sudah siap berkelana d...