Mencurigakan.

306 36 4
                                    

Seorang perempuan mendekat ke arah meja dimana terdapat seorang laki-laki sedang terlelap dengan tangan sabagai bantalan. Dia menduduki kursi di seberang meja tersebut dengan perlahan takut bila sosok itu terbangun.

Bibirnya membentuk simpul, ternyata ada untungnya juga ia datang pagi-pagi sekali. Untuk yang kedua kalinya, ia melihat pemandangan indah itu.

Tangan Luna terulur hendak mengelus rambut sosok di depannya, namun tangannya langsung dicengkram secara tiba-tiba membuat Luna terlonjak kaget.

"Ngapain?" tanya Elvano datar tanpa melepaskan cengkramannya.

"Nggak ko," balas Luna sedikit gugup. Merasa janggal, Elvano melirik ke arah lengan seragam Luna.

Kancing lagi?

"Kancing lo kemana?" tanya Elvano menatap Luna meminta penjelasan. Luna langsung menarik tangannya dari cengkraman Elvano kemudian kembali ke kursinya.

"Gue tanya sekali lagi, kancing lo kemana?"

"Ilang," jawab Luna tanpa mengalihkan pandangan.

"Lo dimana pas ke---" ucapan Elvano terhenti ketika orang-orang mulai memasuki kelas. Ia harus menahan pertanyaannya agar tidak mendapat perhatian teman sekelas.

Kelas mulai dipenuhi banyak orang, hanya tinggal beberapa menit lagi bel sekolah akan berbunyi.

"WOY UANG KAS BAYAR!" sahut Elisa sedikit menaikkan nada suaranya. Ia mendekati meja di sebelahnya dengan buku digenggaman.

"Mana?" Elisa mengulurkan tangan pada Elvano. Lelaki itu merogoh saku dan memberikan uang pada Elisa.

"Lo mana Rey?"

"Nanti!" balas Rey.

"Lo udah nunggak 1 bulan, bayar!"

"Gak ada duit gue."

"Gue gak tanya alesan lo, bayar cepetan."

"Nanti Sa nanti gue bayar ko," ucap Rey.

"Oke nanti, tapi nanti jadi dua kali lipat," mendengar itu, Rey langsung mengeluarkan selembaran uang dan memberikannya pada Elisa.

"Makan tuh duit!"

"Kembaliannya buat gue? Makasih." Elisa berlalu pergi untuk menagih yang lain.

"Eh lampir enak aja! Gue makan gimana nanti!!" Rey mengejar Elisa dan terus merengek agar uangnya di kembalikan. Sedangkan Elvano menghampiri meja Fiza.

"Kenapa sekolah? Udah sembuh?"

"Udah ko," balas Fiza.

"Yang bener?"

"Iya El, gak percayaan banget sih lo."

"Takutnya ntar pingsan, nanti gue yang ribet." Fiza mendengus kesal. "Kampret lo!"

"Belajar yang bener, jangan tidur mulu kalau guru ngejelasin." Elvano mengacak-acak rambut Fiza gemas kemudian kembali ke kursinya.

"Rambut gue El!!!" kesal Fiza. Elvano? Lelaki itu hanya terkekeh kecil. Sampai akhirnya bel masuk sudah berbunyi nyaring bertanda pembelajaran akan segera di mulai.

"Selamat pagi anak-anak." Pak Andra memasuki kelas.

"Karena guru sejarah ada keperluan dulu, jadi beliau meminta tukar jam dengan Bapak." Para kaum hawa bersorak karena mendapat asupan pria tampan di pagi hari. Terkecuali Fiza, perempuan itu hanya terdiam sembari menggambar asal di buku belakangnya.

"Buka buku paket kalian, kini kita akan membahan kembali apa yang sudah di pelajari minggu kemarin." Semua orang di kelas menuruti perintah Pak Andra.

"Teks Eksplanasi adalah..."

***

"Bel anter ke toilet yu?" ajak Luna pada Abel yang sedang serius mencatat materi.

"Bel ayoo."

"Nanggung ini Lun."

"Ayo ih," ajak Luna lagi.

"Sendiri aja sana," balas Abel. Luna mencebik kesal lalu berjalan ke meja guru untuk mendapat izin.

Melihat kepergian Luna, Elvano menduduki kursi di sebelah Abel dengan hati-hati takut akan kena tegur guru.

"Bel, gue boleh tanya gak?" ucap Elvano sedikit berbisik.

"Apa?" balas Luna tanpa mengalihkan pandangan dari buku catatan.

"Lo tau gak Luna kemana pas kejadian Naya?" Abel seketika menghentikan kegiatan menulisnya.

"Dia sama gue ke kantin."

"Beneran? Oke ka---"

"Tapi dia bilang mau ke toilet pas itu, dan nyuruh gue buat ke kantin duluan. Gue gak tau itu bener apa nggak, pas itu gue liat Luna di kerumunan orang sambil natep Naya tanpa ekspresi gitu."

Apa mungkin? Rasanya tidak mungkin.

"Makasih atas infonya Bel!" Elvano kembali  ke kursinya, sembari menatap ke depan dengan tatapan lesu.

Jadi sebenarnya dimana sisa kepingan puzzle yang tersembunyi?

***

Aku ngasih petunjuk di beberapa part ada yang nangkep gak sih? Wkwk

Semoga gak ketebak dulu ya😂 biar gereget. Tapi teori readers itu luarbyasah kerennya😭 untuk sekarang suudzon dulu aja gapapa wkwk bebas terserah kalian nebak-nebak.

Baru pertama kali bikin cerita yang keluar dari genre sendiri, biasanya aku romance terus. Nah sekarang lagi coba bikin yang misteri. Semoga bisa sampai akhir yaa.

Terima kasih sudah membaca❤🌼

NayaVa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang