'Sahabat'

301 32 1
                                    

Aldo dan Elvano memilih berbicara di taman komplek. "Mau ngomong apa? Gue mau pulang, cepet," ucap Aldo.

"Maksud lo apa manggil Mamah gue gitu?"

"Mamah lo yang nyuruh gue manggil gitu."

"Gue gak suka lo ya Do."

"Najis gue juga. Gue masih normal."

"Bukan gitu tolol," geram Elvano.

"Ya makanya yang jelas."

"Gue gak suka lo deket sama orang tersayang gue. Setelah Naya, sekarang Mamah gue? Maksud lo apa?" Raut wajah Aldo menunjukkan tak suka akan apa yang diucapkan oleh Elvano.

"Gue gak ada maksud apa-apa El, gue cuman pengen ngerasain kasih sayang lagi. Lo itu beruntung, punya Naya sama mamah yang perhatian. Jangan anggep apapun yang gue lakuin pasti punya niat jahat"

"Soal Naya, gue udah ngelepas dia. Karena gue tau, dia lebih bahagia sama lo. Juga soal Tante Rita, gue minta maaf. Gue gak ada maksud apa-apa. Asal lo tau El, gue gak sejahat yang lo kira," lanjutnya.

"Oh iya satu lagi, gue masih tau diri. Jadi makasih udah nyelametin gue kemarin." Setelah mengucapkan itu, Aldo beranjak pergi meninggalkan Elvano yang merasa bersalah akan ucapannya itu.

***

Di kantin, Elvano nampak menelusuri setiap sudut mencari seseorang. Ketika melihat orang yang dicari sedang seorang diri, Elvano segera menghampiri meja tersebut sembari membawa makanannya.

"Sendiri aja bro, jomblo?" ledek Elvano. Orang di depannya menghentikan kegiatannya.

"Meja masih kosong, sanah."

"Kalau gue gak mau?" Bukannya pergi Elvano malah memakan makanannya lahap.

"Ngapain lo duduk sama orang jahat kayak gue?" tanya Aldo dengan nada sedikit menyindir.

"Baperan amat lo kayak cewek. Mamah udah nyeritain semuanya, maaf gue salah paham sama lo."

"Hm." Aldo kembali pada makanannya.

"Hm doang njir?"

"Harusnya?"

"Lo gak tau? Gue ngerasa bersalah banget semaleman, dan balesan lo cuman hm doang? Emang laknat lo!"

"Udah kan? Pindah ke meja lain sanah," usir Aldo.

"Harusnya lo seneng, gue temenin lo yang jomblo ini."

"Terserah lo."

"Tumben banget Elvano sama Aldo akur kayak gini haha!" ujar seseorang menganggu acara makan mereka. Aldo menyimpan sendoknya kencang sehingga orang-orang menatap kearah mereka.

"Pergi, gue muak liat sampah masyarakat," sarkas Aldo menatap dua orang lelaki di samping mejanya.

"Tapi cocok deh kalian, sama-sama pecundang. Masa suka sama cewek yang gak cantik-cantik amat, ngelakuin percobaan bunuh diri lagi haha. Pasti imannya kurang banget sampe-sampe nekat kayak gitu di sekolah lagi. Kalau gue yang jadi pacarnya, malu banget sumpah. Tapi kayaknya bentar lagi juga mati," ucap salah satunya. Mendengar itu, Aldo mencengkram lelaki yang berbicara tadi. Jika Naya dibawa-bawa ia tidak akan segan-segan.

"Omongan lo kurang didikan brengsek! Siapa lo ngomongin Naya kayak gitu tolol!!" Lelaki itu seketika tersungkur ke belakang ketika mendapat satu pukulan di rahangnya. Bukan Aldo, melainkan Elvano yang sudah menduduki perut lelaki tadi dan memukuli wajahnya membabi buta.

Tak terima temannya diserang, ia menendang tubuh Elvano sampai terjatuh. Elvano meringis kesakitan di daerah perutnya. Aldo pun menendang balik lelaki itu.

Maka terjadilah aksi baku hantam antara kedua lelaki itu dengan Elvano dan Aldo. Tidak ada satupun orang yang melerai mereka. Padahal wajah masing-masing sudah babak belur dan mengeluarkan darah di sudut bibir.

"KALIAN BERHENTI!!!" sahut guru BK menghentikan aksi mereka.

"IKUT SAYA KE RUANGAN!"

***

Aldo dan Elvano mendapat hukuman berlari di lapangan yang tidak kecil, lima keliling. Keduanya sudah berlari tiga keliling, seragamnya bahkan sudah dibuka menyisakan kaus hitam Elvano dan kaus putih milik Aldo yang sudah basah oleh keringat.

Elvano berlari menyalip Aldo, namun Aldo kembali mempercepat larinya untuk menyalip Elvano. Mereka terus saja saling menyalip tidak ingin kalah.

Setelah selesai, keduanya terduduk di pinggir lapangan. Nafas mereka terengah-engah karena lelah berlari. Aldo dan Elvano saling pandang, dan tertawa tanpa sebab. Sesekali meringis kesakitan di sela-sela tawanya.

"Muka lo jelek banget njir," ucap Aldo.

"Muka lo jauh lebih jelek," balas Elvano.

"Gue babak belur gini masih keren, lah lo buluk!"

"Kerenan gue, buktinya Naya lebih milih gue," pede Elvano. Geram, Aldo memukul kepala belakang Elvano.

"Najis gue dengernya!"

"Bukannya yang najis itu lo ya? Kan lo sama kayak guk guk."

"Kurang ajar lo Elvano!!" Elvano berlari menghindar dari kejaran Aldo, tapi tertangkap. Aldo mengapit kepala Elvano pada ketiaknya.

"Ketek lo bau jahanam Do!!"

"Makan tuh ketek gue, makanya tuh mulut jangan kurang ajar!"

"Lo makan apaansih anjir bisa asem gini!! Lepas woy!" ucap Elvano berusaha melepaskan diri. Sedangkan Aldo hanya tertawa melihat Elvano menderita.

Persahabatan tidak mengenal waktu. Tidak perlu berkenalan bertahun-tahun jika yang memerlukan waktu semenit saja, bisa menjadi sahabat terbaik.

NayaVa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang