Bukti yang membingungkan

284 29 0
                                    

"Elvano!!!" Aldo memasuki kelas Elvano tanpa permisi. Sehingga setiap mata tertuju padanya karena terkejut dengan kedatangan Aldo yang secara tiba-tiba.

"Apaan woy! Lo dateng kesini kayak mau ngajak ribut," kesal Elvano.

"Lo harus tau, ini tentang Naya." Mendengar kata Naya, Elvano langsung menatap Aldo meminta penjelasan.

"Kenapa?"

"Gak disini, ikut gue." Keduanya memilih berbicara di depan gudang yang sepi.

"Cepetan, bilang apa yang lo tau."

"Hp Naya kayaknya aktif, tadi gue gak sengaja kepencet nomor dia."

"Lo bohong kan? Hp Naya ancur, polisi nemuin itu di sebelah Naya."

"Kenapa sih lo gak percaya sama gue?" geram Aldo. Elvano segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Naya. Ternyata benar, aktif. Tapi tidak ada yang mengangkatnya.

"Nahkan kata gue apa!" Sedangkan Elvano terdiam menatap layar ponselnya bingung.

"Lo ngerasa ada yang aneh gak sih?" tanya balik Aldo. Elvano menganggukan kepala menyetujui.

"Gue juga curiga, kalau ini bukan kasus percobaan bunuh diri tapi pembunuhan. Gue nemuin kancing di atap. Pas dimana posisi Naya jatoh." Aldo mengerutkan dahinya.

"Kancing?"

"Iya."

"Mana bisa kancing dijadiin bukti?"

"Bisa. Gue ngeliat ada 3 orang yang keilangan kancing. Ketiga orang itu punya alasan masing-masing kalau bener ngelakuin itu, dan gue tau alasannya."

"Oh jadi itu yang bikin lo curiga sama gue, cuman karena kancing?" Elvano menganggukan kepalanya pelan.

"Kancing gue lepas, kayaknya gara-gara ikut tawuran sama sekolah lain."

"Gue gak tanya," jawab Elvano sekenanya.

"Sialan!"

"Oh iya, lo bilang ada tiga orang. Salah satunya gue, berarti ada dua tersisa. Siapa?" Aldo kembali bertanya.

"Luna sama...," Elvano nampak menggantungkan ucapannya, seakan ragu.

"Sama siapa njir?"

"Fiza."

***

Sudah berjam-jam Elvano menunggu di depan kantor polisi, tujuannya hanya ingin bertanya dengan polisi yang pernah bertanggung jawab atas kasus Naya. Tadi ia sudah mencari ke dalam, tapi polisi itu katanya sedang keluar menangani kasus lain.

Elvano langsung bangkit ketika sosok yang ditunggu-tunggunya telah terlihat. Elvano segera menghampiri polisi itu.

"Selamat sore Pak."

"Kamu Elvano?" tanya Fajar.

"Iya Pak, ternyata Bapak masih ingat saya," jawab Elvano.

"Iyalah saya ingat kamu. Mana mungkin saya lupa sama kamu yang masuk ke ruang kepala sekolah dan berlutut." Elvano hanya menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Ada apa kesini Elvano? Oh iya bagaimana keadaan Naya?"

"Mau tanya sesuatu sama Bapak. Naya sudah sedikit membaik."

"Anak malang, semoga saja anak itu cepat bangun. Sungguh tidak tega ngeliat dia. Benar-benar tertekan oleh keadaan," ujar Fajar.

"Amin Pak, semoga."

"Tadi katanya mau tanya? Tanya apa?"

"Tapi Bapak tidak sibuk kan?" tanya Elvano yang dibalas gelengan pelan. "Pekerjaan saya sudah selesai."

"Saya cuman mau tanya soal Hp yang ditemukan sebagai bukti."

"Oh Hp itu? Datanya sudah dipulihkan, tapi tidak ada apa-apa disana. Tidak ada file yang penting atau apapun."

"Foto pun tidak ada Pak?"

"Tidak ada, Hp itu seperti sudah lama tidak terpakai. Jadi tidak ada yang dicurigai di HP Naya."

"Tapi saya tadi menelepon nomor Naya aktif Pak, saya selalu mengira ada yang aneh tentang kasus ini." Elvano mencoba menghubungi nomor Naya kembali untuk diperlihatkan pada Fajar.

Tapi kali ini tidak aktif, lelaki itu menatap layar ponselnya tidak percaya. "Tadi aktif Pak."

"Elvano, saya juga merasa sedikit aneh dengan kasus Naya ini. Tapi saya tidak bisa melakukan penyelidikan lebih lanjut karena kasus sudah ditutup. Mohon maaf saya tidak bisa membantu kamu lebih banyak dan saya juga tidak bisa menentang atasan. Tapi kalau kamu menemukan bukti yang jelas bisa melaporkannya pada pihak polisi." Fajar menepuk bahu Elvano.

"Terima kasih banyak Pak, maaf juga telah mengganggu waktunya."

"Iya, tidak apa-apa. Kalau begitu saya permisi dulu." Fajar berlalu pergi meninggalkan Elvano yang nampak sedang berfikir.

Kini ia mengingatnya, Naya baru mengganti ponsel beberapa bulan lalu. Mungkin saja ponsel yang berada di TKP merupakan ponsel lama Naya.

Jadi sebenarnya dimana ponsel Naya yang baru? Mengapa ponsel lamanya ada di tempat kejadian?

NayaVa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang