Chapter 10: She is My Daughter, Too

2.5K 159 2
                                    

"Hei! Bagaimana jalan-jalannya?" Daniel masih duduk di belakang meja kerjanya saat Tania kembali.

"Tidak banyak jalan-jalan. Hanya mengobrol dan sedikit minum di bar," jawab Tania seadanya. "Aku tidur duluan, ya?"

"Tentu, selamat malam, sayang."

Pagi harinya, Tania melihat sebuah pesan di ponselnya. Dari Rob, yang dikirim jam 3 pagi. Ia mengirimkan sebuah lokasi dan meminta Tania agar datang saat jam makan siang dengan membawa akta kelahirannya.

Inikah saatnya? Tania lebih penasaran dengan percakapan macam apa yang terjadi antara Rob dan istrinya malam tadi. Setelah sedikit panik saat Tania hampir tidak bisa menemukan secarik kertas bertuliskan nama serta tanggal lahirnya dan nama lengkap kedua orang tuanya, akhirnya ia berhasil menemukannya. Tania merasa dirinya cukup bijak dengan tidak menyepelekan benda itu walaupun ia hampir tak pernah berharap bisa menemukan petunjuk tentang keberadaan orang tuanya lagi.

Untunglah Daniel tak terlalu banyak bertanya saat Tania memberitahunya bahwa ia akan ke luar sebentar. Awalnya ia ingin mengantar tetapi Tania menolak dengan alasan tidak ingin menganggunya yang cukup sibuk hari ini.

Dengan taksi, Tania menuju ke lokasi yang dikirim oleh Rob. Ia mendapati gerbang yang amat besar dan tak bisa melihat ke dalam. Tania segera mengirim pesan pada Rob bahwa ia sudah sampai di lokasi dan tak lama kemudian gerbang besar di hadapannya terbuka dengan sendirinya dan tampaklah rumah itu. Ternyata itu sebuah mansion yang amat besar.

Selama ini mansion yang pernah dimasuki Tania hanya mansion Gary yang diberinya nama Barlow Castle. Tania masih ingat Barlow Castle memiliki arsitektur megah nan klasik khas Inggris. Sedangkan mansion Rob yang kini dilihatnya tampak jauh lebih modern dengan lebih banyak dinding yang terbuat dari kaca serta eksterior yang minimalis.

Seorang pria berseragam keamanan muncul dan menyambutnya.

"Apa anda Tania Walter?" tanyanya. Tania hanya mengangguk cepat, masih agak terkejut dengan gerbang dan mansion megah di depan matanya. Pria itu lalu menuntun Tania hingga ke depan pintu. Beberapa menit kemudian pintu yang lebih tinggi dari gerbang sekolah dasar Tania itu terbuka lebar, menampakkan Rob bersama seorang wanita, istrinya, yang juga kemungkinan lain adalah ibu Tania yang sudah lama tak ditemuinya. Wanita itu tak tampak jauh berbeda dengan yang dilihat Tania dalam unggahan instagram Ocean. Rambut cokelat bergelombang dan sepasang mata biru jernih. Tingginya pun tak jauh berbeda dengan Tania.

"Selamat datang di Williams Chateau. Silakan masuk, Tania." Rob memberi isyarat agar Tania mengikuti langkahnya. Istrinya tetap berjalan di sisinya, sedikit jauh dari Tania. Mereka hanya bertiga yang kemudian duduk saling berhadapan di sebuah ruang tamu luas yang lebih mirip setengah dari ukuran luas aula perguruan tinggi.

"Jadi, istriku Ellaine tidak percaya dengan ceritaku kemarin malam. Apa kau keberatan menunjukkan akta kelahiranmu, Tania?"

Tania mengeluarkan secarik kertas yang telah dilaminating rapi dari dalam tasnya dan diberikannya benda itu pada Rob. Rob dan Ellaine memperhatikan isi kertas itu dengan teliti, beberapa saat kemudian Ellaine meraih kertas itu dengan tangannya yang gemetar, pandangannya teralihkan pada Tania dan sepasang mata birunya tampak berkaca-kaca.

"Kau memang Tania, putriku ...."

Ada keheningan yang canggung selama beberapa detik setelah ia mengucapkan itu. Tania benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Haruskah ia mengatakan, ya, benar, Ibu. Tentu saja ini aku? Hm, ide buruk.

Syukurlah Ellaine bisa mengatasi hal itu dengan lebih dulu beranjak dari tempat duduknya dan memeluk Tania. Tania memang tidak pernah mengalami peristiwa emosional semacam ini. Saat ia mengira ia akan tetap diam dan membiarkan kecanggungan di ruangan itu seperti mencekiknya, ia salah.

Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang