Waktu telah menunjukkan hampir pukul dua belas siang saat Gary tiba di kantor utamanya yang ada di London. Kantor itu merupakan kantor pusat Infinite Corp, perusahaan miliknya yang paling pertama ia dirikan, kini perusahaan itu pun menjadi perusahaannya yang terbesar yang bergerak di bidang keuangan.
Gary menghela napas panjang kala ia selesai membaca surat pengunduran diri dari sopir pribadinya. Alan, pria yang telah menjadi sopirnya selama beberapa tahun terakhir itu kini akan pindah ke Amerika bersama keluarganya dan tampaknya Gary harus segera mencari penggantinya.
Namun, ia tak mau terlalu buru-buru.
"Infinite Corp akan merayakan hari jadi yang ke dua puluh sebentar lagi, aku memikirkan tentang rekrutmen besar sebelum perayaan itu, ini sudah menjadi pertimbanganku sejak beberapa bulan terakhir." Mike, pria yang berusia sepuluh tahun lebih muda dari Gary yang tak lain adalah CEO Infinite Corp sejak tadi sibuk membicarakan tentang rekrutmen.
"Beserta untuk kantor cabang?" tanya Gary.
"Beserta untuk kantor cabang," ulang Mike. "Di seluruh Inggris."
Gary mengangguk, pertanda ia menyetujui usulan Mike.
***
Catherine telah mengemasi barang-barangnya dan ia bersiap kembali ke Munich karena Daniel telah keluar dari rumah sakit meski ia masih harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Ia mampir ke rumah Daniel sebelum berangkat ke bandara.
"Tania dan aku akan mengunjungi Ibu lagi jika keadaanku sudah membaik, ini hanya akan butuh satu atau dua minggu lagi." Daniel melirik kaki kanannya yang sudah tak dibalut perban tetapi masih tampak sedikit bengkak.
"Oh, kau tak perlu buru-buru atau memaksakan diri." Catherine mengecup pipi putranya dan mengusap kepalanya. Ia kemudian memeriksa dompetnya sekali lagi untuk memastikan bahwa paspornya ada di sana.
Namun ia segera terpaku kala melihat kartu kredit Gary. Ia baru ingat benda itu belum dikembalikannya.
"Apa ada masalah, Bu?" Daniel bertanya saat melihat ibunya melamun setelah membuka dompetnya.
"Dan, Ibu lupa mengembalikan kartu kredit ayahmu. Bisa kau berikan ini padanya jika dia berkunjung?"
"Ups, aku tidak mau." Daniel menggeleng seketika. Ia tersenyum penuh arti pada Catherine. "Ibu simpan saja, pakai kartu itu sampai limit," bisiknya sambil bergurau.
Catherine berdecak.
"Ayolah, Bu. Ayah tidak akan membahas atau bahkan mengingatnya, dia punya puluhan kartu kredit di dompetnya." Daniel memutar matanya dengan bosan. "Lagipula dia juga tidak mungkin pelit pada Ibu, kan?"
"Ibu belum sempat mengucapkan terima kasih saat ayahmu akan kembali ke London kemarin. Dia sulit dihubungi."
"Telepon dia lagi saat Ibu sudah sampai di rumah, mungkin dia memang sangat sibuk. Oh, maksudku ... tentu saja dia sangat sibuk."
Di kepala Catherine, ia berpikiran bahwa Gary justru memang tak ingin menjawab teleponnya.
"Kau benar, Ibu akan mencoba menghubunginya lagi nanti." Catherine mengangguk walau sebenarnya ia tak benar-benar berniat untuk mencoba menghubungi Gary lagi setelah ini.
Hari berlalu, seiring dengan mulai membaiknya kondisi Daniel, dirinya bersama Tania kembali fokus mengurus Casualads.
***
Seorang lelaki muda sejak tadi terus membaca dengan teliti bagian lowongan pekerjaan yang ada di koran, pada akhirnya perhatiannya dicuri oleh iklan rekrutmen Infinite Corp yang amat besar dan nyaris memakan satu halaman koran. Untuk pria atau pun wanita, untuk semua posisi yang akan ditempatkan di kantor pusat serta cabang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)
RomanceSebelum terkenal sebagai model, Tania telah lama menjadi sugar baby dari Gary Barlow, seorang pengusaha kaya raya yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Sejak bercerai dengan Catherine, istrinya, Gary enggan menikah lagi d...