Hari itu untuk pertama kalinya Tania pergi ke kantor dengan tenang dan menjalani aktivitas dengan bahagia, tanpa tekanan, tanpa rasa takut atau kegelisahan tentang Gary yang terus mengikuti. Ide Rob tampaknya memang benar-benar berhasil meskipun kedengarannya begitu menyedihkan bagi Tania saat ia harus memiliki kekasih di sisinya agar Gary benar-benar menjauh.
Keceriaan itu bertahan hingga sore hari, ketika Caspian datang untuk menjemput, Tania segera menyadari perubahan mood-nya yang tidak biasa dan itu membuatnya merasa heran.
Maksudnya, tentu saja dia memang kadang menyebalkan dan tidak banyak bicara, ekspresi wajahnya juga lebih sering membuat Tania merasa seperti Caspian meminta agar ditinju saja, tapi sore itu dia memang berbeda dan satu lagi, dia memakai kacamata hitam.
"Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?"
Caspian memberikan helm pada Tania tanpa menjawab pertanyaannya sama sekali. Begitu juga di sepanjang perjalanan, tak sepatah kata pun terucap dari mulutnya.
"WHAT THE FU-" Tania berteriak ketika membuka pintu flat dan mendapati seisi ruangan berantakan, persis seperti baru saja terjadi perampokan, atau diterjang angin topan. "Apa yang terjadi di sini?!!"
Caspian duduk di meja makan dan membuka kacamatanya, kemudian ia menangis tersedu dengan kedua telapak tangannya menutup wajah.
"Caspian? Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja??" Tania mendekat dan duduk di sebelahnya.
Perlu waktu beberapa menit bagi Caspian sebelum akhirnya ia mencoba menghentikan tangisnya dan melihat Tania, tampak sepasang matanya sembap, sudah berapa lama dia menangis sebelum menjemput Tania di tempat kerja? Pasti itu alasannya memakai kacamata hitam.
"Pagi tadi aku baru mengetahuinya," ucapnya lirih.
"Mengetahui ... apa?" Tania menyipitkan mata.
"Wolfe, dia berselingkuh."
"Ouch," kata Tania seketika. Ia mencoba membuat situasi tidak semakin buruk tapi ... "Jadi kalian ... putus?"
"Yeah."
"Okay ...." Tania berpikir keras. Bagaimana harus menanggapinya? Jujur saja Tania tak pernah merasakan bagaimana diselingkuhi. Para lelaki yang pernah berpacaran dengannya saat SMA juga terlalu baik, dan ia rasa dirinya memang pandai memilih lelaki.
Kecuali untuk Daniel yang memang baik, tetapi sayangnya ... begitulah.
"Aku ikut sedih mendengarnya." Tania menepuk pelan pundak Caspian dengan canggung.
"Maaf aku sudah membuat tempat ini berantakan." Ia mencoba mengeringkan air matanya. "Semuanya sangat ... spontan dan menyedihkan."
"Oh, jangan dipikirkan. Tempat ini akan baik-baik saja." Tania beranjak dari tempat duduknya. "Sekarang kau tenangkan dirimu saja dulu, ok?"
Pintu kamar yang ditempati Caspian terbuka lebar dan Tania bisa melihat isinya yang juga sama berantakannya. Tania melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya dari semua riasan tapi ternyata, cermin kamar mandi pecah dan ada sedikit darah di sana.
Segera dihampirinya kembali Caspian dan barulah ia menyadari punggung jemari tangan lelaki itu terluka terkena pecahan kaca. Dengan segera Tania mengambil kotak P3K dan mengeluarkan beberapa barang yang dibutuhkan untuk membersihkan dan mengobati luka di tangan Caspian.
Caspian masih menutupi wajahnya dengan kedua tangannya saat Tania kembali duduk di sebelahnya dan meraih tangannya. Caspian terkejut saat Tania mulai membersihkan luka lalu memberi obat dan menempelkan plester di jemarinya, tetapi ia tak mengatakan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)
عاطفيةSebelum terkenal sebagai model, Tania telah lama menjadi sugar baby dari Gary Barlow, seorang pengusaha kaya raya yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Sejak bercerai dengan Catherine, istrinya, Gary enggan menikah lagi d...