Kedua kaki Rob bereaksi cepat dengan segera berlari ke arah anak tangga yang menurun itu. Ketika tiba di sana, hal yang ia takutkan—yang beberapa detik lalu menggelapkan pikirannya—tidak terjadi.
"Seseorang! Cepat panggil polisi!" Jonas ada di sana, menahan Rowan di lantai dengan sekuat tenaga.
Setelah mengantar Gary dan Catherine tadi, rupanya Jonas tak pergi ke mana-mana. Ia memutuskan untuk tetap berada di sekitar area restoran itu. namun kemudian, ia merasakan firasat buruk hingga nekat untuk masuk ke dalam. Di saat itulah, ia melihat Rowan menuruni anak tangga bersama Ellaine dan Jonas bisa melihat apa yang Rowan coba lakukan.
Tadi Jonas mencoba merebut pistol colt dari tangan Rowan hingga tak sengaja melepaskan tembakan yang untungnya mengarah ke atas hingga tak mengenai siapa pun. Namun semua itu langsung membuat ketakutan orang-orang yang ada di sekitar.
Rob meraih ponsel dari saku jasnya dengan gemetar dan mencoba menghubungi polisi, tetapi kemudian seseorang menghampiri dan menepuk pundaknya dengan cepat.
"Aku sudah memanggil polisi tadi, saat aku tahu sesuatu yang buruk terjadi pada Ellaine." Ternyata Gary. "Mereka sedang dalam perjalanan."
Dan memang, hanya beberapa saat setelahnya, terdengar suara sirine yang kemudian tampak beberapa polisi memasuki tempat itu.
Rob menghampiri Ellaine yang tampak begitu shock. Wanita itu berdiri beberapa meter dari tangga, menutup mulut dengan kedua tangan. Bagian atas gaunnya tampak sobek sehingga Rob langsung melepas jasnya untuk ia pakaikan pada bahu Ellaine. Setelah itu, ia langsung menuntun Ellaine pergi dari sana.
Sementara para polisi mengamankan Rowan, Jonas kini mendekati Gary untuk menyerahkan kunci Range Rover.
"Aku ... minta izin untuk pulang dengan Rob dan ibuku," ucap Jonas.
Gary mengangguk paham dan menerima kunci itu.
Jonas melangkah cepat menghampiri Rob dan menawarkan diri untuk mengemudi yang langsung diiyakan oleh Rob.
Melalui kaca spion di atas dasbor, Jonas sesekali melirik Rob dan Ellaine yang duduk di bangku belakang. Ibunya itu tampak gemetar dan terus menangis tersedu, sementara Rob terus berusaha menenangkannya. Pemandangan itu membuat Jonas benar-benar sedih dan marah.
Bahkan setelah sampai di rumah, Ellaine masih tak sanggup bicara. Rob langsung mengantarkannya ke kamar dan tetap di sisinya. Sesekali Ellaine berteriak kecil, seolah melihat bayang-bayang menyeramkan yang membuatnya amat ketakutan.
"It's alright, love. I'm here," bisik Rob, tak melepaskan Ellaine dari dekapannya. "Kau aman di sisiku."
"Pria itu ... pria itu masih hidup ...." Sepasang mata Ellaine membulat karena ketakutan. Napasnya berat dan suaranya bergetar kala ia bicara.
"Siapa, sayang?" tanya Rob, mendekat agar bisa mendengar Ellaine lebih jelas.
"Pria itu ... yang tadi menyerangku," bisikan Ellaine semakin parau, nyaris tak terdengar.
"Albert?" Rob mengerutkan dahi.
"Namanya bukan Albert," balas Ellaine. Tangannya mencengkeram lengan Rob. "Rowan, namanya Rowan."
"Rowan?" Rob semakin bingung.
Ellaine mengangguk. "Rowan. Dan dia ... mantan suamiku."
Kini Rob ikut membulatkan mata, terkesiap.
***
Saat Gary dan Catherine tiba di rumah, mereka mendapati Daniel berada di depan televisi yang menyala, tertidur lelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)
RomanceSebelum terkenal sebagai model, Tania telah lama menjadi sugar baby dari Gary Barlow, seorang pengusaha kaya raya yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Sejak bercerai dengan Catherine, istrinya, Gary enggan menikah lagi d...