Chapter 53: Gravity

328 40 4
                                    

Orang-orang tampak begitu bahagia. Mereka bersorak, bertepuk tangan serta bersulang untuk pasangan yang baru saja menyelesaikan upacara pernikahan itu.

Daniel memandangi sekelilingnya dengan bingung. Ia lalu melihat tangannya yang entah sejak kapan telah menggenggam segelas wine putih.

"Kau menikmati pestanya?" Seseorang menyentuh pundaknya dengan lembut dari belakang. Daniel berbalik dan ia mendapati Tania dalam gaun putih khas pengantin yang begitu indah.

"Tania??" Daniel menggosok mata dengan satu tangannya. "K-kau ... apa yang terjadi?"

"Apa maksudmu?" Tania tertawa ceria lalu menaikkan telapak tangan, menunjukkan cincin pernikahan yang melingkar di jari manis kanannya. "Bagus, ya?"

Daniel melangkah mundur. Ia perhatikan lagi sekelilingnya, semua orang mendadak hilang, hanya ada kursi-kursi untuk para tamu serta dekorasi pesta pernikahan dengan suasana garden party.

"Oh, iya! Kau belum bertemu suamiku, kan?" Tania tertawa lagi, sukacita yang tak terhingga benar-benar terlihat di wajah gadis itu. "Ayo!"

Ia meraih tangan Daniel lalu menariknya pergi, setengah berlari hingga wine dari gelas yang digenggam Daniel sedikit tumpah, membasahi ujung lengan jas abu-abu yang tengah dikenakannya.

"Love!" seru seseorang dari kejauhan. Daniel menyipitkan mata agar bisa melihat sosok itu yang tampaknya adalah seorang pria dengan jas putih. Namun Daniel tak bisa melihat wajahnya dengan jelas, entah mengapa pandangannya mendadak buram.

Tania masih setengah berlari, menarik Daniel menghampiri pria itu.

"Kau?" Pria itu melihat Daniel sambil tertawa tetapi wajahnya benar-benar samar. Sebelum Daniel sempat mencerna apa yang terjadi, sebuah tinjuan keras mendarat di wajahnya, dilayangkan oleh pria itu.

"Argh!"

Daniel terlonjak dari tidurnya. Seketika ia merasakan hawa sejuk dari angin sore itu yang berembus melalui jendela ruang tengah yang tak ditutup. Matanya terbuka lebar dan debar jantungnya tak terkendali.

Ia mimpi buruk.

"Tania ...." Daniel meraih ponselnya. Waktu menunjukkan pukul empat sore dan ia melihat pesan dari Sofia yang belum sempat ia baca karena terlalu lelah hingga tertidur di sofa.

"Nona Walter tampaknya selalu menghabiskan kopinya, Tuan."

Daniel mengatur napas yang mendadak tersengal setelah ia terjaga tiba-tiba akibat mimpi buruk itu. Detak jantungnya perlahan normal kembali setelah ia sedikit tenang. Daniel kemudian menyandarkan dirinya di sofa, tetapi ia tahu bahwa ia tak akan mungkin bisa tenang sepenuhnya. Jadi ia mengakses spotify dan memutar lagu apa saja yang ada di playlist bahkan tanpa ia lihat terlebih dahulu.

♪~Black ink, blank page ... pen screams, outrage ... where did you go? When I needed you most? Oh ....~♪

Itu ... lagu dari Jake Scott.

Setidaknya musik bisa mengusir kesunyian di rumah itu, seiring dengan Daniel yang terus mencoba menenangkan diri.

♪~Remember my words, that I will return to make you my own ... you will never be alone~♪

Tania belum menikah, tetapi mimpi itu tadi sangat mengerikan. Begitu mengerikannya hingga Daniel merasakan matanya menghangat yang kemudian tak bisa ia tahan lagi air mata itu.

Ia tak ingin Tania menjadi milik orang lain.

♪~Hold on, keep holding on until the morning. I'm coming home to take your hand in mine~♪

Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang