Tania tiba di London dan segera menuju flat dengan pikiran yang kacau. Begitu banyak fakta yang harus ia terima dan ia bahkan tak tahu bagaimana harus menerimanya. Mungkin ia bisa menerima kenyataan bahwa sugar daddy-nya selama ini adalah ayah kekasihnya, tapi bagaimana ia bisa menjalani hidupnya sekarang dan setelahnya? Apa ia harus memilih di antara mereka berdua? Oh tentu, dalam hal ini, Daniel adalah kekasihnya. Namun Gary adalah orang yang telah memberi Tania kehidupan. Bisa dibilang, Gary telah menyelamatkan Tania.
Tania melangkah masuk ke dalam flat dan menyadari aroma marijuana. Segera ia melangkahkan kaki ke dapur dan benar, Gary di sana. Duduk dengan selinting marijuana yang tinggal tersisa sedikit lagi di tangannya. Jasnya terletak di atas meja.
"Kau sudah kembali, sweetheart," suaranya terdengar berat, "dua minggu tanpa menelepon, rasanya lama sekali, ya?"
Apa yang harus Tania katakan? Ia pun tak tahu.
"Jadi, kemana saja putraku membawamu?"
"Munich, ia mengenalkanku pada Catherine," jawab Tania dengan lugas.
"No, he didn't." Gary seketika mengangkat wajahnya dan memandang Tania lurus.
"He did." Tania melangkah mendekat. "Bukan salahku jika pada akhirnya dia bercerita banyak tentangmu."
"Ah, hahaha," Gary tertawa kecil dan berkata dengan santai, "apa yang diceritakan wanita itu? Mengatakan bahwa aku brengsek?"
"Dia sama sekali tidak mengatakan itu," Tania menyela, "kau tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka sejak kau pergi, atau bagaimana perasaan Catherine."
"Tania!" Gary mendadak merubah ekspresi wajahnya dan menatap perempuan di hadapannya dengan tak percaya. "Apa kau mencoba untuk menghakimiku karena apa yang terjadi pada kehidupan pernikahanku di masa lalu?"
"Apa?" Tania mengelak tuduhannya. "Kau gila, aku tidak bermaksud begitu, Gary."
"You don't call me like that, do you?!" Gary beranjak dari kursinya lalu mendekat, tak berusaha menyembunyikan kekesalannya karena Tania baru saja memanggilnya 'Gary'. Sementara Tania berpikir bahwa Gary tak seharusnya berekspektasi bahwa Tania akan tetap memanggilnya 'daddy' setelah semua kenyataan ini.
Gary memandang Tania selama beberapa saat lalu menyentuh wajahnya.
"Kau begitu cantik."
"Hentikan, kita tak bisa seperti ini." Tania menyingkirkan tangan Gary dari wajahnya dan perlahan melangkah mundur.
"Kau kira aku akan melakukan apa? Lagipula apa yang menahanku agar tidak melakukan apa pun terhadapmu?"
"I am your son's girlfriend!" Kedua mata Tania mulai berkaca-kaca. "And you ... you will be my father in law!"
"Hahaha! Aku sangat menyukai optimisme yang kau miliki, Tania." Gary tertawa, jelas sekali menertawakan Tania. "Betapa yakinnya kau akan menjadi menantuku, hanya karena kau kekasih dari putraku, begitu?"
Ia kembali menghisap lintingan marijuananya.
"Daniel mungkin saja mencintaimu, karena ia tak tahu siapa dirimu dan apa yang telah terjadi antara kau dan aku, ayahnya." Gary melangkah menjauh, kembali ke tempat duduknya. "Bagaimana jika dia tahu?"
"Kau akan memberitahunya? Kau tidak sadar bahwa itu akan menghancurkan hatinya? Oh, maafkan aku. Aku lupa. Kau memang sudah menghancurkan hati putramu sendiri sejak kecil dengan meninggalkannya."
Seketika Gary menggebrak meja, begitu keras hingga Tania terkejut. Namun itu tak membuat Tania menyesali kata-katanya. Entah apa yang membuatnya berani mengucapkan itu, ia hanya mengingat cerita Catherine dan itu masih membuatnya marah pada Gary.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)
RomanceSebelum terkenal sebagai model, Tania telah lama menjadi sugar baby dari Gary Barlow, seorang pengusaha kaya raya yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Sejak bercerai dengan Catherine, istrinya, Gary enggan menikah lagi d...