Chapter 41: Imperfection

582 41 6
                                    

Daniel terus tersenyum kala memandangi kedua orang tuanya bergantian. Ia tahu bahwa suatu hari mereka pasti akan kembali bersama lagi, Daniel tak pernah berhenti berharap akan hal itu dan kini, semuanya benar-benar terjadi.

"Daniel, kenapa kau melihat kami seperti itu?" tegur Catherine.

"Uhm, aku hanya suka melihatnya." Daniel mengedikkan bahu. "Ayah dan Ibu tampak ... mesra?"

Gary dan Catherine berpandangan selama beberapa saat lalu tertawa.

"Ah, kau ini." Catherine menggeleng sambil tersenyum.

Obrolan mereka disela sejenak oleh pelayan yang datang dan meletakkan makanan pembuka yang sebelumnya telah dipesan.

"Kapan kalian akan kembali ke London?" Daniel membuka kembali percakapan setelah pelayan pergi.

"Besok siang," jawab Gary.

Daniel memandangi hidangan crab fondue yang menjadi makanan pembuka pilihannya. Selama beberapa saat ia tak bicara lagi, sementara Gary dan Catherine mulai menikmati makanan mereka, Daniel hanya termenung. Bahkan ketika kedua orang tuanya telah selesai dengan appetizer mereka, Daniel belum menyentuh sendoknya sama sekali.

"Sebenarnya, aku tak ingin merusak suasana makan malam ini, tapi kurasa aku harus memberitahu kalian." Daniel kembali melihat Gary dan Catherine bergantian.

Catherine mengangguk samar, bersiap mendengar apa pun yang hendak disampaikan putranya.

"Aku telah putus dengan Tania, dan ... yeah, tentu saja itu artinya kami tak akan menikah."

Gary telah membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu tetapi Catherine segera menyentuh tangannya, menahannya agar tak mengatakan apa pun. Sebab kemungkinan besar yang akan diucapkan Gary adalah seperti oh, ya, kami sudah tahu soal itu.

Catherine tak ingin Gary mengatakan itu.

"I'm so sorry to hear that," ucap Catherine selalu dengan nada yang lembut. Ia mengusap punggung tangan Daniel untuk menenangkannya. "Tak apa, Daniel. Jalanmu masih panjang. Kau akan lebih banyak belajar dan menjadi lebih baik. Nanti saat kau sudah siap, kau pasti akan bertemu orang lain yang tepat untukmu."

Daniel berusaha tersenyum, sedikit lega karena Catherine tak memberikan reaksi yang berlebihan atau banyak bertanya mengenai alasan putusnya dengan Tania.

Mereka kembali melanjutkan makan malam itu dengan tak banyak bicara. Namun suasana hangat tetap menyelimuti mereka, sebagai satu keluarga yang lengkap dan bahagia.

Meski sepanjang makan malam Catherine tampak tenang, ketika ia kembali ke hotel bersama Gary, ia terlihat gelisah lagi. Pikirannya masih mencemaskan Daniel. Catherine tahu Daniel sudah dewasa dan ia percaya putranya itu akan bisa menyelesaikan masalahnya dan semuanya akan baik-baik saja, tetapi sebagai seorang ibu, ia tetap dihampiri rasa cemas.

"Daniel terlihat baik-baik saja," ucap Gary. Tentu ia menyadari Catherine yang sejak tadi terlihat gelisah dan tak banyak bicara sepanjang perjalanan kembali ke hotel.

"Dia selalu bisa membuat dirinya terlihat kuat, tapi aku juga bisa melihat kesedihan di matanya." Catherine menghela napas, berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Barangkali dia masih mencintai Tania."

"Waktu akan menjawab." Gary mengedikkan bahu. "Yang bisa kita lakukan hanya mengharapkan yang terbaik untuk Daniel."

"Yeah." Catherine berjalan menuju meja rias untuk membersihkan riasannya.

"Kau tahu apa? Aku malah jadi memikirkan kalimat Daniel tadi, soal kita." Gary tertawa kecil.

Catherine memalingkan wajahnya dari cermin untuk melihat Gary yang kini berdiri beberapa meter darinya. "Yang mana?"

Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang