Chapter 36: Another Pieces

470 49 8
                                    

Jonas menyimpan ke tempatnya semula kunci Audi A6 yang tadi baru saja dikendarainya saat pergi ke rumah sakit bersama Catherine. Besok akhir pekan dan dia akan kembali ke flat kecilnya malam ini. Namun, apa yang baru saja terjadi benar-benar membuatnya gelisah.

Jonas tak bisa berhenti memikirkan tentang sosok Ellaine dan putrinya, Tania. Jonas tak ragu lagi bahwa Ellaine dan Tania adalah ibu dan adiknya yang telah berpisah darinya sejak belasan tahun lalu ketika ia memutuskan untuk melarikan diri dari rumah bersama Zekey.

Ya, itu memang sudah lama, dan Jonas mungkin hampir tak bisa mengenali Tania sama sekali mengingat terakhir kali ia bertemu adiknya itu adalah saat Tania berusia lima tahun dan kini, ia telah tumbuh menjadi perempuan dewasa yang amat cantik. Siapa yang bisa menyalahkannya jika ia pun tak mengenali Jonas sama sekali? Mereka berdua banyak berubah.

Namun, tak sulit bagi Jonas untuk mengenali Ellaine. Ia masih benar-benar ingat wajah ibunya itu. Bahkan saat tadi melihat Ellaine, tak banyak yang berubah darinya. Ia hampir seperti tak menua, wajahnya masih sama persis dengan wajah yang mengucapkan selamat malam pada Jonas kecil ketika ia hendak pergi tidur, dengan noda air mata di pipinya setelah terlalu banyak menangis karena bertengkar dengan ayahnya.

"Kau baik-baik saja? Kau tampak begitu gelisah. Minggu ini melelahkan, ya?" Zekey memperhatikan kakaknya yang sejak tadi terus melamun dan tak banyak bicara.

"Tidak, semuanya baik-baik saja." Jonas menggeleng. Ia bahkan sama sekali belum bercerita pada Zekey mengenai kecelakaan itu, dan ia sengaja menyimpannya sendiri. Lagi pula tidak ada masalah besar.

Yang jadi masalah baginya saat ini adalah, haruskah ia memberitahu Zekey tentang Ellaine dan Tania?

"Ayolah, kau tahu kau boleh bercerita padaku tentang apa yang terjadi." Zekey memperhatikan Jonas. "Beritahu aku, apa sesuatu terjadi?"

"Tidak ada apa-apa, Zekey." Jonas menghela napas lalu balas menatap adiknya. "Kau sendiri bagaimana? Pekerjaanmu, semuanya baik-baik saja?"

"Biasa saja, tak ada yang menarik." Zekey bergerak pergi menuju dapur untuk mengambil segelas air. "Oh, kecuali ... tadi aku memperbaiki sepeda motor yang rusak karena mengalami kecelakaan."

Jonas tertegun. Ia yang tadinya ingin duduk kini justru menghampiri Zekey di dapur. "Kecelakaan?"

"Ya. Ada kecelakaan kemarin malam sekitar beberapa ratus meter dari bengkelku, dan tadi siang seorang pria membawa sepeda motor itu ke bengkelku. Katanya, ia baru saja mengambilnya dari kantor polisi setelah mereka selesai melakukan pemeriksaan." Zekey menghabiskan segelas air, ia tampak begitu haus.

"Sepeda motor apa itu?" tanya Jonas.

Zekey menyipitkan matanya, tampak mengingat-ingat. "Honda Fireblade berwarna hitam."

Kini Jonas yang mengingat-ingat kembali kejadian itu. Malam itu hujan amat deras dan ia terlalu panik. Ia sampai tak mengenali lokasi di mana kecelakaan itu terjadi. Namun kini, ia tahu. Kecelakaan itu terjadi dekat dengan bengkel tempat Zekey bekerja. Untung saja Zekey tak tahu lebih banyak tentang apa yang telah terjadi.

"Tuh, kan. Kau termenung lagi. Ada apa, sih?" Zekey menepuk punggung kakaknya, agak keras hingga Jonas hampir melompat kaget.

"Uh ... apa kau tahu siapa nama pria yang mengantar sepeda motor itu ke bengkelmu?"

"Aku tidak tahu siapa namanya." Zekey mengedikkan bahu, menggeleng. "Tapi aku ingat penampilannya, dia tampak seperti orang yang sangat kaya, memakai jam tangan mahal dan setelan jas yang rapi."

***

"Aku sudah mengambil sepeda motormu dari kantor polisi." Rob duduk sambil memperhatikan perawat yang tengah mengganti perban di kaki dan tangan Caspian. Pemuda itu sesekali mendesis menahan sakit. "Tadinya aku berniat membawanya pulang, tapi mesinnya sedikit bermasalah dan ada beberapa bagian yang hilang. Jadi aku membawanya ke bengkel terdekat."

Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang