Apa maksudnya ini? Apa tamu yang baru saja dibicarakan Gary adalah Daniel? Kenapa dia meminta Daniel datang kesini? Apa dia sedang menyiapkan rencana untuk menjebak Tania? Jika ini memang rencananya, dia sungguh keterlaluan. Setidaknya itulah yang dipikirkan Tania.
Daniel terdiam di sana, sementara manajer restoran itu telah berlalu menuruni tangga. Tania dan Gary saling berpandangan.
"Tania? Kau ada di sini?" Daniel mengangkat alis.
"A-aku-"
"Dan!" Gary berseru tertahan lalu tertawa ceria. "Kau datang tanpa memberitahu?"
"Ya, ini sangat mendadak. Aku sudah menghubungi Tania tapi dia tak menjawab telepon atau pesanku." Jelas Daniel masih dengan ekspresi bingung. "Kalian ... sedang apa?"
"Ahaha! Kau tahu, Dan? Ini kebetulan yang sangat gila. Ayah baru tahu ternyata Tania menjadi model di perusahaan agensi milik Ayah!" Gary menghampiri putranya. Tania mengerutkan dahi saat mendengar kalimat Gary.
"Apa?" Daniel masih tampak bingung.
"Kami tadi tak sengaja bertemu di kantor itu, Ayah sangat jarang memeriksa keadaan di sana. Ayah baru tahu bahwa Tania menjadi model di sana, selama dua tahun bahkan!" Gary memandang Tania sekilas. "Jadi kami berbincang singkat dan Ayah mengajaknya ke restoran ini karena ingin membicarakan lebih banyak tentang pekerjaan."
"Sungguh?" Daniel memandang mereka bergantian dengan wajah ceria, mempercayai cerita Gary begitu saja. "Maaf aku tidak menghubungi Ayah dulu."
"Tidak masalah, ayo duduklah. Kau pasti lelah kan?" Gary mempersilakan, ia lalu meraih ponsel yang berdering di saku jasnya. "Sebentar."
Tania kembali duduk. Daniel pun duduk di kursi kosong yang ada di sebelah kekasihnya. Sekarang Tania berpikir sepertinya memang ini bukan rencana Gary, hanya kebetulan saja Daniel datang di saat Gary memiliki janji dengan rekannya.
"Maaf, ponselku rusak," Tania membuat alasan.
"Ya ampun, aku sampai khawatir. Aku kira sesuatu yang buruk terjadi." Daniel menyentuh wajah Tania dengan cemas. "Kau baik-baik saja kan?"
"Aku baik." Tania menyingkirkan tangan Daniel dari wajahnya dengan halus sebelum Gary melihat. Dia kembali dari menelepon lalu melihat mereka berdua.
"Uh, Ayah ada pertemuan penting dalam tiga puluh menit, tidak apa jika Ayah duluan, kan? Lagipula sudah ada Tania. Bukankah tujuanmu datang memang untuk menemuinya, Dan?"
Daniel tertawa canggung lalu mengangguk. Gary pun berlalu pergi meninggalkan keduanya.
"Jadi apa benar yang dikatakan ayahku tadi?" Daniel masih tak percaya.
"Memangnya ada kemungkinan lain yang bisa terjadi?" canda Tania. Mereka tertawa lalu melanjutkan obrolan itu dengan ringan.
Daniel berencana menginap di flat Tania selama tiga hari ia berada di sini. Tania sangat panik mendengarnya karena ia telah membicarakan masalah ini dengan Gary dan Gary mungkin tak akan suka jika Tania tetap tinggal di flat itu meski hanya untuk tiga hari.
"Tiga hari? Bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Semuanya aman, teman-teman dan anggotaku sudah mengurusnya." Daniel tersenyum tenang.
"Kenapa tidak menginap di salah satu rumah atau flat ayahmu?"
"Kau tidak suka jika aku menginap di flatmu?"
"H-hei, jangan salah paham. Maksudku, aku khawatir jika ayahmu berpikir bahwa-"
"Ayolah kenapa memikirkan ayahku? Dia tak terlalu peduli kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)
RomanceSebelum terkenal sebagai model, Tania telah lama menjadi sugar baby dari Gary Barlow, seorang pengusaha kaya raya yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Sejak bercerai dengan Catherine, istrinya, Gary enggan menikah lagi d...