Chapter 29: I Don't Wanna See You Hurting

910 69 6
                                    

♪~But in your dreams whatever they be, dream a little dream of me~♪

"Sejak tadi aku tidak melihat ayah dan ibuku," ucap Daniel di tengah-tengah dansanya bersama Tania.

"Aku juga tidak melihat ibuku, atau Rob." Tania ikut melirik sekelilingnya. "Apa mereka sudah pulang?"

"Kenapa mereka pulang awal sekali??"

***

Gary duduk di sofa dan berusaha meringankan rasa sakit di wajahnya dengan mengompreskan air hangat. Setelah Rob menghajarnya tadi, ia langsung menghubungi Jamie, memberitahunya bahwa ia meninggalkan pesta lebih awal. Sepanjang perjalanan, ia tak bicara pada Catherine yang tentu saja ikut pulang bersamanya.

Catherine datang dengan satu mangkuk berisi es batu serta handuk kecil lalu duduk di samping Gary.

"Seharusnya kau jangan mengompresnya dengan air hangat dulu, untuk satu atau dua hari ke depan lebih baik gunakan es."

Gary tak menanggapi ucapannya.

"Sini, biar aku membantu." Catherine menyentuh dagu Gary lalu mulai mengompres bagian wajahnya yang memar dengan es yang telah dibungkus handuk lembut. Ia begitu hati-hati tetapi Gary tetap mendesis menahan sakit. "Tak apa."

"Pegang ini," Catherine menyuruh Gary agar memegang handuk berisi es itu sementara ia mengambil obat untuk dioleskan pada luka yang lebih serius.

Untuk beberapa saat, mereka lebih banyak diam.

"So ... how many woman did you fuck behind my back?" tanya Catherine tanpa basa-basi. Namun tak ada nada marah atau jijik dalam kalimatnya.

"Back then when we were married? None."

Catherine tertawa.

"Aku mengatakan yang sebenarnya!" sahut Gary, defensif.

"Tentu." Catherine mengangguk. "Aku mengapresiasi kejujuranmu."

Gary mengalihkan pandangannya lalu menarik napas sementara tangannya masih terus memegangi handuk berisi es yang mulai mencair dan menetes di lantai.

"Kalian punya masalah yang belum sempat diselesaikan, huh?"

"Puluhan tahun lalu kami hanyalah sepasang anak remaja yang saling jatuh cinta, seseorang merebutnya dariku."

"Rob?" terka Ellaine. Gary menggeleng.

"Ceritanya terlalu panjang dan kau tak perlu mendengarnya," bisiknya lirih, "kami tak pernah bertemu lagi dan ketika di rumah sakit itu ... adalah pertemuan kami yang pertama setelah bertahun-tahun."

"Apa pertemuanmu dengan Ellaine yang terjadi saat di rumah sakit waktu itu kemudian dilanjutkan dengan kencan?"

"Itu salahku." Gary menggeleng. "Ellaine sudah menolak dan ingin pergi, tapi aku membuatnya tak bisa melawan. Aku ... melakukan gaslight terhadapnya."

Hening.

"Ellaine hanyalah wanita baik yang berusaha untuk setia pada suaminya. Dia sama sekali tak pantas untukku," lanjut Gary.

"Jadi apa menurutmu hanya wanita jahat saja yang ditakdirkan bersamamu?"

Gary terkekeh pelan. "Mungkin."

"Kalau begitu aku ingin jadi wanita jahat saja."

"Kau gila." Gary memandangnya sambil mengerutkan dahi.

"Kita tak akan pernah cukup waras untuk sesuatu yang disebut cinta."

Catherine menyimpan kembali obat-obatan yang baru saja digunakannya.

Sugar Daddy-in-Law (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang