Devilish - 40

872 119 19
                                    

Ano memutar mutar kursinya sambil menghembuskan nafasnya kesal. Berkas berkas nya bertumpuk karena ia sempat cuti kemudian sakit yang mengharuskan ia cuti kembali. Jadilah semua bertumpuk di mejanya.

"Sepertinya aku ga akan bisa menyelesaikan ini semua sebelum jam istirahat," elu Ano mulai lelah membaca. Padahal ia mau bertemu dengan Zora. Ya, beberapa hari ini dirinya yang harus menemui karena kalau tidak Zora sama sekali tak akan datang padanya.

Mario masuk ke dalam keruangan Ano sambil menatap Ano yang terlihat gusar. "Ada masalah?"

Ano menatap Mario dan menggeleng. "Hanya lagi banyak pikiran," ucap Ano pelan.

"O,iya, Zora apa kabar, kok dia ga pernah main ke sini, padahal kan aku kangen sama dia," seru Mario kesal membuat berdecak sebal menatapnya.

Mario tersenyum menatap Ano. "Lo uring-uringan mikirin Zora? Kasian ditinggalin," tawa Mario sukses membuat Ano mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Mending lo sama Lala, daripada entar Lala macem-macem," ucap Mario santai dan Ano mengerutkan keningnya.

"Macem-macem?" tanya Ano tak mengerti. "Ya, gimana ya, gue sih kasiannya sama orang yang lo dekatin," ucap Mario tak jelas.

"Ngomong apaan sih lo? lo kasian sama siapa? Zora?" tanya Ano cepat. 

"Tumben otak lo jalannya cepat, kayaknya lo udah mengakui kalau lo emang dekatin Zora," ucap Mario cepat dan Ano tampak kikuk dan melirik ke arah lain.

"Maksud gue, kenapa lo harus kasian sama Zora?" tanya Ano cepat.

"Menurut lo apa?" balas Mario membuat Ano menggelengkan kepalanya tak mengerti.

"Yah.. ga tahulah."

Ano menatap Mario malas sambil kembali membaca beberapa berkas. Mario membuka ponselnya dan mendapatkan pesan yang menarik kemudian menatap Ano santai. "Coba lo cari tahu, mungkin lo bakal terima kasih banget sama gue," ucap Mario santai menatap wajah Ano yang penuh tanya.

"Ck keluar ga lo, kerjaan gue lagi banyak!" elu Ano membuat Mario terkekeh dan tersenyum penuh arti.

"O,iya gue mau pinjam Zora ya!" seru Mario langsung berlari keluar membuat Ano mengerutkan keningnya tak mengerti.

****

Devilish Ano
Zora, kamu makan sendiri ya
Hari ini ka Ano ada meeting.

You
Iya

Devilish Ano
Besok besok ka Ano traktir ok?

You
Hmm
Zora mau makan dulu
Ka Ano jangan lupa makan

Devilish Ano
Ok..
Bye, jangan lupa makan yang banyak
biar makin mirip marmut

Zora memilih diam sambil memperhatikan pesan yang Ano kirimkan padanya. Hari ini mereka tidak akan makan siang bersama. Ia menaruh tangannya ke atas meja dan menangkup kedua pipinya. Kenapa ia harus merasa kecewa? mungkin karena hari ini ia membawa bekal cukup banyak. Hal itu terjadi karena Ano jadi selalu ingin makan siang dengannya. Sudah ia bilang bawa ia membawa bekal, Ano tak perduli tetap datang kehadapannya. Makanya hari ini ia membawa cukup banyak tapi pria itu malah tidak datang.

Perkataan Claudia terngiang dan Zora merasa ini salah disaat tante Claudia menyuruhnya menjauh ia malah terus bersama Ano. walau sekarang Ano tidak bersamanya tapi sejak kemarin mereka terus bertemu.

Zora mengedarkan matanya menemukan Sarah yang sedang menatapnya dari kejauhan. Zora tersenyum kecil tapi Sarah langsung memalingkan muka. Zora memberanikan dirinya mendekat pada Sarah.

Devilish (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang