Zora membawa gaun Sovia yang ia gunakan waktu itu ke dalam paper bag. Ia sudah bahkan sudah mencuci gaun tersebut di tempat laundry langnannya. Jadi gaun ini terlihat baru kembali. Ia tetap harus mengembalikan gaun yang bukan miliknya. Tentu saja ia sudah memikirkan apa yang akan ia lakukan, Ia akan tersenyum lebar kemudian menyapa Sovia dan pergi dari sana tanpa merasa terjadi apapun.
Zora masuk ke dalam kelas dan mendapati teman-temannya duduk di kursi paling atas.
Zora berjalan dengan percaya diri dan tersenyum ramah pada ketiga teman baiknya.
"Ada apa ke sini?" tanya Sarah santai, ia bahkan sedang tak ingin melihat Zora karena masalah Kio yang menegurnya.
"Thanks Sovia," ucap Zora menyerahkan paper bag tersebut dan memberikan senyum termanis yang punya.
Sovia memperhatikan paper bag tersebut kemudian tersenyum takut sambil menarik dan menaruh di bawah.
"Duh, minjem?"
"Iya, kan aku di bawa ke pesta perpisahan ku dengan kalian, lupa?" tanya Zora santai membuat Sarah kesal.
"Masa lupa, ga mungkin kan, pasti ingat donk kalau orang miskin yang bayarin kalian pesta?" sindir Zora membuat Sarah menatapnya marah.
"Kita ingat? Buat apa, kamu yg harus mengingat perpisahan itu dengan baik!" seru Sarah santai tersenyum menang. Zora hanya bisa menatap Sarah datar.
"Udah ya, sekali lagi thanks Via," ucap Zora cepat.
Zora memasang wajah datarnya, berbalik dan turun mencari kursi depan untuk ia duduki.
"Zora sini!" seru Mira memanggil Zora yang sibuk mencari bangku.
"Sini aja, sama kita!" seru Mira sekali lagi membuat Zora tersenyum senang. Ia berlari kecil kemudian tersenyum senang menyapa Mira dan Lanny. Ia menarik kursi disebelah Lanny dan melempar senyum menggodanya.
~
Pelajaran berarkhir tapi Zora masih duduk sambil mencoret-coret bukunya. Kepalanya benar-benar buntu mencari ide untuk mendapatkan uang. Apakah ia haruse mencari di internet, bagaimana cara mudah mendapatkan uang? Ia belum mendapatkan cara lain selain kerja dan melakukan timpal balik dengan imbalan uang. Ia hanya butuh kerja sebulan tapi tak mungkin ia kerja di sebuah cafe atau perusahaan yang pasti akan menahan dirinya beberapa bulan untuk masa percobaan.
Lanny memperhatikan kegiatan Zora bingung. Gadis itu melingkari sesuatu dibukunya. Lanny menajamkan matanya dan membaca tulisan uang dan kerja di sana. Apakah gadis ini benar-benar sefrustasi ini mencari kerja.
Zora mengetuk-ketukkan kepalanya frustasi. Lanny yang melihat kelakuan Zora hanya menggeleng tak percaya. Gadis ini menarik perhatikan anak-anak dikelas yang belum keluar.
"Zora," bisik Lanny menyenggol lengan Zora.
"Ada apa Lanny?" jawab Zora malas.
"Kamu benerkan mau kerja?" tanya Lanny serius.
Zora berbinar mendengar kata kerja. "Kenapa kamu dapat kerja buat aku kerja sebulan aja?" tanya Zora semangat.
Mira yang mendengar tertarik menimpali. "Kerja, kamu mau kerja?" tanya Mira bingung.
"Iya!" jawab Zora cepat. "Kamu dapat kerja buat aku yang hanya sebulan?" tanya Zora lagi.
"Ehm sebenarnya ini tawaran kerja untuk aku, orang yang kerja di sana, tabrakan dan kakinya patah jadi ia diharuskan istirahat sebulan, jadi untuk sementara harus ada yang gantiin dia kerja, awalnya aku memang mau kerja tapi aku pikir kamu butuh, jadi.." Lanny terlihat bingung menawarkan pekerjaan pada Zora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devilish (END)
RomanceAku Ozora, panggil saja Zora. Aku menyukai seorang pria tanpa ingin rasa memiliki, karena aku tahu pria ini sangat susah untuk didekati. Dan aku sadar diri, anak pecicilan sepertiku bersanding dengan dinding es. Rasanya mustahil. Tapi karena hukuman...