Devilish - 2

1.9K 220 11
                                    

Ano masuk ke dalam rumah setelah ia mengantar mamanya pagi tadi ke bandara. Jam menunjukkan hampir pukul 9. Tapi mengapa rumahnya terlihat sepi. Ia berjalan ke arah dapur membuka kulkas mengambil minum dan ketika menutupnya ia menemukan notes.

Ka aku pergi cari sarapan sama Azel.
-Kio

"Berarti masih ada si marmut itu?" gumam Ano. Julukan untuk Zora karena gadis itu sangat mirip binatang itu menurutnya.

Ano naik ke lantai dua dan berdiri di depan kamar Zora yang tepat didepan kamarnya.

"Zora?"

"Kenapa sih Ka Ano," gumam Zora pelan tapi kemudian diam tampak berfikir sambil mengosok matanya.

Ka Ano? Dirinya baru saja menyebut Ano bukan?

Zora langsung tersentak dan duduk. Ini bukan rumahnya.

"Iya?" jawab Zora cepat mencoba menyahuti suara Ano.

"Udah siang, kamu biasa jam segini belum bangunkah?" tanya Ano dengan nada kesal membuat Zora mengerjapkan matanya dan mencari ponselnya.

Jam 9.14. Zora terbelalak. Sudah sangat siang, ini karena tadi malam ia sibuk menata barangnya sampai subuh. Ia memukul kepalanya dengan ponsel merutuki kelakuannya.

Zora memperhatikan sekitar mencari adiknya. "Ck, Azel, dasar kenapa si ga bangunin?" desis Zora sambil menyibak selimutnya.

Zora langsung berlari keluar membuka pintu dan mundur beberapa langkah melihat Ano dihadapannya.

Ano menatapnya kesal dan menghembuskan nafasnya. "Kebo banget sih!" elu Ano sambil berlalu turun ke bawah sedangkan Zora hanya mengigit bibirnya tak percaya.

"Rasanya ingin kumakan hidup-hidup!" gumam Zora sambil meremas kedua tangannya menatap punggung Ano.

"Zora?"

"I-Iya."

Zora bergerak cepat merapikan rambutnya dan berjalan turun. Menatap rumah yang sepi, ia mengerutkan keningnya tampak berfikir.

"Mama udah berangkat," ucap Ano saat melihat Zora tampak memeriksa sekeliling rumahnya.

"Kio?"

"Pergi bareng Azel."

"Ah..." Zora mengangguk paham tapi kemudian menatap Ano horor.

'Tunggu! Jadi kami hanya berdua?' batin Zora.

Ano hanya menatap bingung Zora yang terlihat panik. Ia mengeleng tak percaya gadis dihadapannya tak ada yang berubah. Masih saja sangat ekspresif memikirkan sesuatu.

"Lapar?"

"Iya."

"Kamu bisa masakkan?"

"Nggak bisa."

Ano kembali menatap Zora. Inikah maksud mamanya untuk menanyakan pada Zora ingin memakan apa.

"Jadi kamu bisanya apa?" sindir Ano membuat Zora mencebikkan bibirnya.

"Makanlah ka!" sahut Zora tapi sedetik kemudian Zora merutuki kebodohannya.

Ano menyilangkan  kedua tangannya menatap Zora yang baru saja menyahutinya. "Jadi, menurutmu enak ga bisa masak?" 

"Kan enak, ga perlu masak tapi dimasakin," Ano mendengus geli mendengar jawaban ajaib Zora.

"Terus siapa yang bakal masakin kamu? Pembantu? orang tua? pendamping hidup kamu?" tanya Ano kesal membuat Zora lagi-lagi merutuki kebodohannya. 

Devilish (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang