Devilish - 17

1.4K 191 35
                                    

Zora bersiap ke kantor. Sekarang pukul 6.30, ia kesiangan. Ia berlari turun keluar dari rumah tanpa sarapan karena Kio dan Azel sudah berangkat dan Ano juga pasti masih tidur.

Zora mengunci rumah dan mengunci pagar tapi kemudian suara klakson mengangetkannya.

Zora berbalik dan mengerjapkan matanya bingung. Ia cukup yakin Ano sedang tidur karena ia bisa mendengar pria itu begadang. Tapi sekarang pria itu sedang duduk didalam mobil  menggerakkan telunjuknya menyuruh berjalan ke arahnya.

"Buruan, kamu mau telat ya?" tanya Ano kesal melihat Zora diam.

Zora tersadar segera berlari masuk ke dalam mobil dan duduk dengan manis. Tapi kemudian ia terdiam membuka pintu mobil kembali.

"Nggak perlu diantar ka, aku bisa sendiri!"

"Udah aku antar aja, Mario juga udah tahu kan kita serumah, apalagi yang mau disembunyikan coba," ucap Ano sambil mengubah tuas tranmisi agar mobil bergerak.

Zora menggigit bibirnya malu. Kalimat yang baru saja Ano katakan terdengar aneh dipendengarannya. Walau Mario tahu tapi orang kantor yang lain tidak ada yang tahu.

Zora menatap Ano ragu dan menghela nafas. Sepertinya memang dari awal, ia salah pura-pura tidak mengenali Ano. Ia menggelengkan kepalanya pelan. Ia menatap kaca mobil memperhatikan mobil yang bergerak dan tiba-tiba saja perkataan Azel terngiang dikepalanya.

'Ka habis dari TKP apa sih?'

'Kenapa?'

'Kakak bawa arwah tahu, cewe, dia bilang buktinya selain hp juga patung pinguin! tapi maksudnya apa sih, kakak ngertikan soalnya aku ga ngerti maksud dia!'

'Ih Azel jangan gitu ah, kakak takut nih!'

'Beneran! tapi udah pergi kok, aku udah suruh dia pergi, dia cuma bilang patung pinguin, patung pinguin itu penting.'

Zora terdiam perkataan Azel tadi malam kembali terngiang. Isi rekaman suara tersebut juga membuat ia semalaman susah tidur. 

"Zora, kamu dengar aku ngomong ga sih?" tanya Ano kesal. Zora sedikit tersentak dari lamunan mendengar suara Ano.

"Iya?"

"Lain kali kamu ga boleh main ke TKP sendiri, pelaku yang belum tertangkap akan kembali ke TKP seperti kemarin, kemungkinan merusak bukti atau mengambil sesuatu atau mungkin sekedar mengecek tempat kejadian," ucap Ano panjang.

"Iya, ka Ano udah ulang itu berkali-kali sejak kemarin, aku paham kok," ucap Zora cepat.

"Kamu tuh!" seru Ano cepat.

Zora menepuk tangan akhirnya mengerti maksud dari patung pinguin. Ia segera membuka tasnya mengeluarkan ponsel yang ia dapatkan kemarin. "Ini ka, benda yang aku dapat kemarin dari rumah itu," seru Zora cepat.

"Disitu ada rekaman percakapan cewe sama cowo, kalau ga salah idisitu ada sebutin Elang, orang kemarin namanya Elang kan?" tanya Zora penasaran.

"Terus di dalam kamar tempat terjadi pembunuhan itu ada patung pinguin, nah patung pinguin itu adalah kamera, itu rekam semua kejadian hanya aku ga sampai buat ambil kemarin, ka Ano nanti ke sana buat ambil patung itu ya," ucap Zora  lagi panjang.

Ano memperlambat kecepatan mobilnya ketika sampai di lampu merah kemudian menoleh menatap Zora.

"Kamu!" Zora menutup kedua matanya mendengar suara Ano yang seperti  akan menyemburkan lahar panas padanya.

Ano menghembuskan nafasnya pelan. Ia menarik ponsel tersebut dan menaruhnya di dalam saku. Zora mengintip melihat Ano yang kembali menjalankan mobil.

Devilish (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang