Devilish - 12

1.3K 209 10
                                    

Zora segera bersiap memakai baju biasa seperti janjinya pada Lanny. Gadis itu memintanya menggunakan pakaian yang tidak mencolok. Jadi ia sekarang mencari pakaian menurutnya paling biasa, santai dan sopan. Akhirnya menemukan pilihannya. Ia menggunakan kaos, jaket denim, jeans, dan sepatu kets, ia memilih tote bag agar tidak terlihat mewah.

"Oke, sepertinya sudah tidak apa-apa," Zora memperhatikan dirinya di depan cermin kemudian segera berlari turun.

Azel menyipitkan  matanya melihat kakaknya sudah rapi pukul 6 pagi. Ia saja belum berangkat sekolah tapi kakaknya sudah mau berjalan keluar.

"Ka, mau ke mana ga sarapan?" tanya Azel bingung.

"Ehm, ka Zora buru-buru, bye," Zora mengambil roti dan mengecup kening Azel kemudian berlari keluar terburu-buru.

"Mau ke mana sih, pagi banget lagi?" tanya Azel bingung memperhatikan kakaknya bingung. Sedangkan Kio hanya tersenyum. Gadis itu sudah mengatakan padanya malam tadi bahwa ia akan menemui Lanny. 

Zora akhirnya berjalan menuju taman. Lanny mengatakan menunggunya di sana. Rumah gadis itu ternyata tak terlalu jauh dari perumahan sini. 

"Lanny!" sapa Zora ceria tapi Lanny masih memperhatikannya dari atas sampai bawah.

"Kenapa baju kamu masih branded semua sih?"

"Emangnya kenapa sih, aku udah biasa banget kok, orang ga mungkin lah mikir aku pakai branded, kamunya aja yang mikir aku pakai branded terus," ucap Zora cepat.

"Zora kamu tahu ga, kamu bakal kerja jadi apa hari ini?" tanya Lanny khawatir.

"Tahu, jadi office girl kan, aku bisa kok..." ucapan Zora terhenti setelah memikirkan dirinya benar bisa apa tidak.

"Bisalah pokoknya," lanjut Zora yakin.

"Kamu hanya gantiin orang yang kerja di sana selama sebulan, kamu tahukan dia sakit, jadi aku harap kamu bisa jagain kerjaan dia sampai dia pulih, ingat ya, kamu ga boleh buang sembarangan berkas di kantor," ucap Lanny, melihat wajah polos Zora membuat dirinya makin khawatir.

"Tenang, walau aku ga pernah kerja bukan berarti aku ga tahu yang harus aku buang kan, aku ga bakal sentuh barang-barang di sana, aku cukup bawa minuman ke ruangan kan?" tanya Zora yakin membuat Lanny mengangguk.

"Oke, kamu udah nunggu di sini lama, jauh gak dari rumahmu?" tanya Zora cepat.

"Rumahku di dekat sini," Zora mengerutkan keningnya tak paham.

"Iya, disini memang perumahan elite, tapi di belakang perumahan ini, ada perkampungan, rumahku di situ!" lanjut Lanny melihat wajah Zora yang terlihat bingung.

"Ayo, kita naik angkot ya, ga jauh dari sini," ucap Lanny cepat.

"Tunggu, angkot?!" tanya Zora panik membuat Lanny bingung.

"Kenapa, kamu ga pernah naik?" tanya Lanny balik dan dijawab Zora dengan gelengan.

"Hmm, kita ga bakal nyasar kan, aku ga paham jalurnya," ucap Zora bingung. Lanny hanya bisa tersenyum geli sepertinya ia akan memberikan pekerjaan yang salah pada anak kaya raya ini.

"Nanti gampanglah, aku temenin dan ajarin, keburu telat!"

Lanny segera menarik Zora mengikutinya. Jika masih mengulur waktu, gadis itu bisa terlambat di hari kerja pertamanya. Walau sebenarnya ia khawatir Zora benar-benar bisa kerja atau tidak.

****

Ano keluar dari kamarnya setelah ia siap dengan setelan jasnya. Ia segera turun melihat jam sudah pukul 8, hari ini harus pergi ke pengadilan untuk sidang. Ano memperhatikan Kio yang sedang sibuk membereskan meja makan. Mengapa tidak terlihat siapa-siapa, seharusnya Zora bukannya ada di rumah?

Devilish (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang