Devilish - 38

830 123 16
                                    

Sudah seminggu Ano dirawat dan seminggu pula ia tak melihat Zora. Terakhir insiden orang tua mereka cekcok dan setelah itu ia tak melihat Zora lagi. Bahkan ponsel gadis itu tidak bisa dihubungi. Atau nomornya diblokir oleh Zora. Baru kali ini ia uring-uringan tapi tak bisa berbuat banyak karena ia tak bisa bergerak ke mana pun.

"Ka, gimana kabarnya?" tanya Kio membawa beberapa barang kerjaan yang Ano minta.

"Not bad, nyokap ikut?"

"Dia nanti siangan kali, sibuk urusin makan nya papa, pas ka Ano pulang juga pasti kena!" seru Kio geli. Ano memutar bola matanya malas.

"Ck, gara-gara lo!"

"Bukan ya, uncle Bryan tuh, dia telepon dan mama langsung datang pake pesawat pribadi, padahal kita suruh pulang, ga pulang pulang, anaknya gini, baru tuh dateng," omel Kio sebal. Ano hanya menggeleng menatap Kio.

"Uncle Bryan?"

"Iya, ka Ano ga tahu aja gimana Zora nangis, jadi uncle panik telepon semuanya, Gani sama Gina juga balik ke Indonesia," ucap Kio mendapat anggukkan dari Ano. Anak kembar Bryan sampai datang ia tahu Zora pasti terus menangis, mata sembabnya waktu itu buktinya.

"Ada kabar dari Zora?"

"Semenjak ga tinggal di rumah, dia susah ditemui, cari alasan mulu, balik kayak duluu dia, tapi lebih parah, ditelepon ga pernah bisa, kayaknya nomorku di blokir deh ka, kemarin baru masuk aja, di kampus dia menghindar, bareng Lanny lagi menghindarnya," ucap Kio kesal.

Ano hanya bisa memasang wajah datar menatap pintu rawat inapnya. Mungkin saja orang yang ia harapkan muncul tapi alih-alih melihat Zora, ia mendapati Mario di sana sedang menggoda beberapa perawat.

"Ck, tuh manusia brengsek masih aja ada!" desis Ano sebal dan Kio hanya terkekeh menatap Mario yang masuk sambil membawa beberapa berkas dan juga sebuah kantong keresek.

"No, gue numpang makan, laper gue," ucap Mario langsung duduk tanpa ada persetujuan dari Ano.

Ano menatap jengah pada Mario. Sedangkan Kio hanya tersenyum dan segera pamit pergi menuju kampus. Ia hanya datang mengantarkan barang kakaknya.

"Kok gue udah lama ga lihat Zora, tuh anak mana, lo umpetin ya biar ga ketemu Lala?"

Ano mengernyit kan keningnya tak mengerti. "Lala?"

"Iya, kemarinkan pas insiden lo ketusuk, si Lala datang buat...." Mario membungkam mulutnya sejenak, ia hampir saja mengatakan hal yang tak boleh ia katakan.

"Lala datang buat?"

Ano mulai menatapnya curiga. Dan Ano itu manusia paling curigaan di dunia batin Mario kesal mengapa ia harus kelepasan.

"Buat jenguk lo gitu dan ada Zora kan, jadi begitu," ucap Mario bingung.

"Jadi maksud lo apa?" Mario terlihat gugup dan akhirnya memilih makan. Sedangkan Ano mengerutkan keningnya.

"Zora lagi jauhin gue, lo tahu kenapa?" tanya Ano memancing Mario.

Mario terdiam menatap Ano. Jadi Zora menjauhi Ano karena Lala?

"Segitunya, waktu gue pulang, dia masih baik aja jagain lo, gue kira dia bakal jadi babysitter, nyatanya dia hilang gitu aja," ucap Mario bingung. Tapi Ano tampak janggal dengan pernyataan Mario. Sepertinya ada yang tak ia ketahui.

****

Hujan lebat turun dan Zora menatap hujan tersebut dengan helaan nafas panjang. Sekarang ia sendirian menunggu hujan reda. Lanny harus mengurus mahasiswa baru.

"Zora, mau bareng?" seseorang menyapanya membuat Zora menoleh.

"Ga apa apa, Sovia, aku lagi nunggu dijemput," ucap Zora ramah sambil memperhatikan ponselnya. Gani belum menghubunginya padahal pria itu katanya akan menjemputnya dan membawa mobilnya pergi.

Devilish (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang