Sebuah mobil Ferrari berwarna putih mendarat memukau di parkiran seluas 50 meter itu, warna putih susunya begitu mengkilat di bawah sinar matahari pagi bak sebuah berlian mahal.
Setiap mata seakan terhipnotis akan tampilan mewah dan mahalnya, terlebih lagi ketika si pemilik mobil berharga miliyaran itu menampakkan dirinya berbalut almamater maroon kebanggaan Erlangga.
Pemuda tampan setinggi 177 cm itu membuka kaca mata hitamnya, memperlihatkan pancaran mata indahnya yang sering kali melumpuhkan kaum hawa. Dia tidak heran atau pun risih oleh banyaknya mata yang terang-terangan menatap memuja ke arahnya.
"Wiihhh ... wihhh ... GILA! mobil baru lagi?" tanya Alex takjub
Revan berjalan gagah mendekati tiga orang pemuda lainnya yang baru saja memarkirkan mobil mereka tak lama sebelum Revan datang.
Revan tersenyum bangga sembari menepuk tangan sahabatnya satu persatu sementara semua mata tak sungkan memandanginya seolah ia adalah berlian berharga jutaan dolar. Mulai dari rambut hingga ujung kaki, segala hal yang melekat pada dirinya pantas di hargai mahal.
"Sekarang lo pake Ferrari?" tanya Bara, matanya tak lepas dari mobil baru Revan
"Yoi, gimana? Keren, kan?" sahutnya bangga
Alex bertepuk tangan sendirian, "hebat lo, baru seminggu yang lalu beli mercedez sekarang udah baru lagi."
"Biasa orang kayah mah bebas, nggak usah lebay lo Lex, kayak nggak tau aja gaya hidup anak sultan," Bram menimpali seraya tertawa renyah
"Minggu depan rencananya gue mau beli lamborgini malah tapi masih bingung nentuin warnanya."
"Revan-Revan, lo nggak takut garasi lo penuh? Mau lo taro di mana mobil-mobil lo itu? Lagian beli mobil udah kayak beli baju aja."
"Aduh Lex, jangan norak deh! Emang lo nggak pernah liat garasi rumah gue? Koleksi-koleksi mobil lo sekalian juga muat di rumah gue." Revan menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menyombongkan diri.
Alex mendesah pasrah, "ya juga sih tapi, kasi kesempatan yang lain dong. Semua mobil limited keluaran terbaru lo borong. Paling nggak sisain buat gue lah minimal."
Revan, Bram dan Bara tertawa terbahak-bahak seraya memukul pundak Alex yang memasang wajah cemberut.
"Oo ternyata itu masalahnya, Lex ngomong dong. Kalo lo mau lo boleh ambil salah satu koleksi gue," ucap Revan bersahabat
"Ogah! Dalam hidup gue pantang pake barang sisa!"
"Alah-alah sok banget, tiap minggu juga ke clubing nyicip cewek-cewek. Lo pikir mereka stok baru semua?" Cicit Bara sinis
"Kalo yang itu beda cerita, Bar, itu mah kebutuhan hasrat."
Bara memutar bola mata malas memilih tidak berdebat dengan Alex karena dia tau tidak akan ada ujungnya bila beradu mulut dengan laki-laki pecinta wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...