Vote dan komenlah selama itu gratisss 🤣
Apa kabar gaesss? Gimana udah siap bertempur dgn huru hara REVANARA? Siapin mental dulu ya, btw.Oke part ini agak sensitif
Warning 15++"Gue emang nggak peduli sama lo tapi bukan berarti gue nggak punya hati." - Revan Megantara
Nara melangkah canggung memasuki lorong sempit dan gelap yang berbahan kaca itu. Menaiki tangga hingga sampailah ia di sebuah tempat yang tak pernah ia kunjungi.
Suara musik bervolume keras memenuhi pendengaran, lampu kerlap-kerlip yang menyilaukan mata, kumpulan orang-orang yang tengah asik menggerakkan bagian tubuh mereka. Gelap, pengap, bising. Itulah kesan pertama yang Nara rasakan.
Kara, Jessica dan Indika menariknya masuk. Wajah Nara di permak habis-habisan oleh goresan eyes shadow dan lipstik tebal, rambut yang biasanya di kepang sekarang tergerai indah. Bahkan kakinya di lapisi sepatu mahal membuat Nara kesulitan berjalan karena dia tidak terbiasa memakai hak tinggi.
Tapi, bukan itu masalah besar bagi Nara melainkan pakaian yang ia kenakan. Mini dress merah di atas lutut memperlihatkan bagian atas pahanya yang putih, bagian atasnya bergaya sabrina dengan belahan dada rendah hingga menonjolkan sesuatu yang seharusnya tidak boleh. Pakaian itu sangat membuatnya tidak nyaman, sendari tadi gadis itu berusaha menarik ujung roknya dan bagian dadanya namun itu sama sekali tidak membantu.
"Lo liat cowok-cowok yang duduk di sana?" tunjuk Kara ke arah tempat duduk berbahan sofa yang terletak di tengah ruangan. Banyak sekali cewek-cewek yang mengenakan pakaian terbuka mengintari mereka.
"Dia itu anak-anak Alvastor, lo tau kan siapa mereka?" lanjutnya
Nara menganguk pelan. "Nah, tugas lo adalah nemenin mereka malam ini. Pokoknya apa kata mereka lo harus nurut jangan berani-beraninya ngebantah."
"Kar, aku nggak bisa ngelakuin ini." ringis gadis itu
"Enak aja. Kita udah sepakat!" sungutnya dengan suara tertahan
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...