"Lo suka kan sama Revan?" Suara tak asing itu mengejutkan Nara, Anastasya berdiri tepat di sampingnya menangkap basah dirinya sedang memandangi Revan.
"Nggak perlu gugup gitu kali, wajar-wajar aja kalo lo suka sama suami lo sendiri. Kalo lo naksir suami orang baru masalah."
"Anas ngapain disini?"
Cewek itu mengedikkan bahunya acuh, "tebakan gue bener 'kan?"
Nara menunduk lesu bingung harus memberikan jawaban apa. Di sisi lain gadis itu tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ada perasaan aneh yang muncul setiap kali menatap Revan. Bahkan memikirkannya saja sanggup membuat jantung Nara melompat dari tempatnya. Apa itu disebut rasa suka?
"Suka itu kayak gimana, Nas?"
Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Anas. Mematung lalu di detik berikutnya tertawa terbahak-bahak. Ia sama sekali tidak menyangka Nara sepolos itu.
"Lo belum pernah suka sama orang?"
Nara menggeleng malu
"Ya ampun, Nara lo bener-bener sesuatu banget. Hari gini 2021 masih aja ada cewek yang belum pernah suka sama cowok?"
"Emangnya aneh ya, Nas?"
Anas menggeleng seraya menarik nafas dalam-dalam untuk meredam tawanya, "ya nggak aneh juga tapi jarang aja ada cewek kayak lo. Selama ini lo hidup di mana sih? Jangan-jangan di luar planet bumi ya?"
"Nggak Nas," Ujar Nara membela diri
"Iya-iya percaya deh kalo lo bukan manusia mana mungkin bisa bunting ya hahahaha ..."
"Anas..."
"Ups sorry, gue kelepasan habisnya lo lucu sih. Kok bisa ya gue punya ipar kayak lo di luar ekspetasi gue banget."
"Kenapa? Karena aku ini miskin, udik, cupu, jelek, kampungan dan malu-maluin ya?" tanya Nara sedih yang langsung membuat Anastasya seketika merasa bersalah. Padahal gadis itu sama sekali tidak berniat untuk mengejek Nara, murni hanya bercanda.
"Bukan gitu maksud gue," Anas menurunkan nada suaranya
"Udahlah nggak usah ngehibur aku, Nas, aku sadar diri kok makaknya aku nggak mau bikin kak Revan malu kalo orang-orang tau aku istrinya."
"Terus lo bakal terima aja kalo selamanya Revan bakalan nyembunyiin lo?"
Nara malah tersenyum membuat Anastasya semakin bingung dengan sikap cewek itu. "Aku sama Revan nggak akan selamanya."
"Maksud lo?"
"Ya, kalo aku datengnya diem-diem perginya juga diem-diem."
"Lo bener-bener bego ya, Ra. Dengerin gue kalo lo suka sama seseorang lo harus perjuangin, lo harus kejar sampe lo dapet jangan nyerah kayak gini. Emang lo nggak mau hidup bahagia sama Revan, anak lo? Lo mau anak lo lahir tapi nggak bisa ngerasain kasih sayang Ayahnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...