Happy reading 💋
Wajib vote sebelum baca💕
"Gue nggak tau sejak kapan itu bermula, tapi yang jelas sekarang gue pengen jadi alasan lo tersenyum."Pagi-pagi sekali Revan sudah berkutat dengan alat-alat di dapur, entah apa yang merasuki cowok itu hari ini dia terlihat sedikit berbeda.
Nara setuju akan hal itu, jiwa menyeramkannya seakan lenyap begitu saja. Yang ada di hadapannya saat ini adalah seorang pria dengan senyum manis dan segala tatapan penuh perhatiannya.
"Selamat pagi," sapanya ceria dengan kedua sudut bibir tertarik lebar, kali ini senyum itu sangat jelas terukir. Bahkan Revan tak sungkan memperlihatkan deretan giginya saat melihat Nara keluar dari kamar dengan tergesa-gesa.
"Pagi," jawab Nara ketus
Perubahan nada suara Nara beberapa hari belakangan ini tidak membuat wajah berseri-seri Revan seketika luntur.
"Semua barang-barang aku di buang ke mana?!" tanya Nara bernada kesal, kedua hazel gadis itu menyipit membuat Revan gemas melihatnya
"Kak Revan. Panggil gue kak Revan." Revan mengingatkan
"Udah deh nggak usah basa-basi barang-barang aku ke mana?" tuntutnya
Revan memindahkan sesuatu dari penggorengan ke atas piring, lalu beralih menatap Nara dari jarak dekat. "Barang-barang lo nggak gue buang."
"Maksud kamu apa sih ikut campur semua urusan aku, termasuk baju-baju aku!"
"Lo lucu ya ternyata kalo banyak ngomong gini," Revan menyengir seraya mengacak-acak puncak kepala Nara
"Aku serius!" Sentaknya
Tiba-tiba cowok itu menyelipkan jari-jarinya di antara jemari Nara membawanya menaiki tangga.
"Mulai sekarang lo tidur di kamar ini," ujarnya membuka pintu ruangan yang berada tepat di sebelah kamar Revan.
Kamar yang tak pernah Nara jamah sebelumnya karena sejak awal Revan melarangnya naik ke lantai dua.
"Dan mulai sekarang nggak ada batasan wilayah di antara kita lagi."
"Tapi, kenapa?"
"Emangnya ada yang salah? Selama ini gue memperlakukan lo dengan cara yang nggak seharusnya. Jadi, gue minta maaf."
Apa? Minta maaf? Demi neptunus yang ada di luar angkasa sana, Nara tidak salah dengar? Seorang Revano Megantara minta maaf? Kepadanya?
Suara-suara itu hanya tertahan sampai tenggorokan gadis itu saja, karena faktanya Nara hanya dapat menunjukkan reaksi terkejutnya.
Sejujurnya, penampilan santai Revan pagi ini menyihirnya. Celana selutut berwarna krem di padukan kaos polos putih ditambah rambut hitam legamnya menjadi paduan warna yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...