26. REVANARA

44.2K 2.6K 31
                                    


Vote dulu sebelum baca biar makin rame ya 😚
Yang belum follow cus follow biar nggak ketinggalan update cerita heheh ...

Udah siap komentar di setiap paragrafnya?

Happy reading❤

"Tuhan terlalu baik buat lo yang nggak pernah menghargai anugerahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuhan terlalu baik buat lo yang nggak pernah menghargai anugerahnya." - Anastasya Mahaputri



Seperti pagi-pagi sebelumnya geng sultan alias temen-teman Revan berkumpul di kelasnya yang terletak di bagunan khusus SMA Erlangga. Sembari menunggu jam pelajaran di mulai mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Bram lo ngapain sih bawa kamus segede gaban gitu?" tanya Alex mengernyitkan dahinya

"Gue lagi nyari sesuatu, Lex." jawabnya tanpa memalingkan wajah dari buku tebal di hadapannya

Cowok itu mendekat, "nyari apaan sih?"

"Gue lagi nyari teori alasan kenapa kemarin Revan nyebut-nyebut nama cupu waktu berantem sama si santan Kara."

"Ya elah yang begituan mana ada di kamus, lo tanya langsung aja sih sama orangnya. Sumpek mata gue liat kamus setebel itu, taro-taro!"

"Sama kamus sumpek kalo liat cewek kagak!" Dumbelnya menutup kamus lalu meletakkannya di sebelah kanan sisi mejanya.

"Misteri apa lagi sih yang sekarang ada di kepala lo? Heran deh, perasaan semua hal mencurigakan di mata lo."

"Eh Lex, lo nggak ngerasa apa ada yang aneh."

"Iya ada. Otak lo yang aneh, hati-hati lo Bram kelewat pinter ntar jadi gila kayak elbert enstain."

"Gue serius, pacul!!!" kesalnya, "coba lo pikir kenapa bisa Revan semarah itu sama Kara cuma gara-gara si cupu. Perasaan dia nggak pernah peduli, lagian apa urusannya Revan, Kara sama Si Cupu? Coba lo pikiran! Makaknya punya otak jangan di isi angin doang, di pake mikir dong!"

Alex terdiam setelah mendengarkan hipotesis sahabatnya. Ada benarnya juga sih, sikap Revan kemarin memang di luar batas normal. Sebelumnya Revan tidak pernah semarah itu apalagi hanya karena ulah yang di lakukan Kara. Revan tidak pernah peduli.

"Dari pada capek-capek mikir mending tanya orangnya langsung, perkara beres."

"Bego lo, emangnya Revan mau jawab jujur? Kalau iya udah dari kemarin-kemarin kali dia cerita sama kita, lo kayak nggak tau Revan aja."

"Ribet lo Bram."

"Lo yang bego!"

"Dihhh, ngatain gue bego. Lo lupa IQ gue 80?"

"IQ 80 aja bangga paijo-paijo."

Bara mendelik ke arah mereka, "berisik banget sih lo pada."

"Dihhh, nyahut-nyahut marah." kesal Alex memanyunkan bibirnya

REVANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang