36. REVANARA

46.2K 2.8K 38
                                    

Wajib follow vote sebelum baca!

Nggak maksa sih cuma nyaranin aja🤣🤣🤣 biar aku makin semangat update✌

Siapin bantal guling ya gaess karena chapter ini bakal bikin kalian iri terutama buat para joms😅👍

Siapin bantal guling ya gaess karena chapter ini bakal bikin kalian iri terutama buat para joms😅👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kebahagiaan yang semu itu hanya bertahan sementara." Nara Adhisti



Revan membuka pintu rumah dengan sangat emosi, cowok berbadan tinggi itu berjalan begitu saja melewati Nara dan Anastasya yang tengah duduk di ruang tengah seolah-olah mereka tidak ada.

Suara pintu yang terbanting sangat keras menjadi penanda cowok itu sudah masuk ke dalam kamarnya dan tentunya dengan suasana hati yang tidak baik.

"Bego-bego!" maki Revan melempar sembarang tasnya lalu menjambak rambutnya frustrasi

"Gue pasti udah gila, nggak waras lo Van!!!"

"Apa yang udah lo lakuin Revan? Ngapain lo ngomong kayak gitu di depan semua orang?!!!" Monolognya menyalahkan diri sendiri

"Shittt!!! Gue Revano Megantara bisa-bisanya ngakuin si culun itu sebagai istri gue, udah gila! Pasti ada yang nggak beres sama otak gue, lagian kenapa gue ngelakuin itu sih?! Bego!"

Revan semakin uring-uringan hal gila yang barusan ia lakukan di sekolah benar-benar diluar dugaannya. Dia sendiri tidak tau kenapa dia bisa berbicara seperti itu di hadapan semua orang.

Tapi, anehnya kenapa Revan merasa lega?
Ia tak merasa malu sedikit pun, ada apa sebenarnya dengan dirinya?

"Kenapa gue bisa semarah itu sama Kara? Gue nggak ngerti sama diri gue sendiri!!! Arrrggghhhhhhhh ..."

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya dengan sedikit perasaan jengkel Revan membukanya.

Wajah anggun penuh keluguan itu menyambutnya kali ini dengan senyum tipis yang menawan dan terkesan menarik di mata Revan.

"Apa yang lo pikirin Van, sadar di itu cuma cewek culun sama sekali bukan tipe lo!!!" Bisik Revan di benaknya berusaha menapik kata hatinya

"Sejak kapan lo punya izin naik ke lantai dua? Bukannya gue udah bilang sama lo kalo lo cuma boleh naik saat gue suruh?" Sarkasnya sebelah tangan Revan memegang kusen pintu dan sebelahnya lagi di pinggang

"Maaf Kak aku nggak ada maksud buat ngelanggar peraturan itu. Aku cuma mau cek kondisi Kakak aja soalnya kayaknya kak Revan lagi kesel banget sampe banting-banting pintu. Kak Revan nggak pa-pa kan?"

Revan terpaku menatap mata Nara dalam, sebegitu perhatiannya gadis itu pada dirinya?

"Gue nggak pa-pa," ketusnya berlagak mempertahankan sikap kasarnya

Nara mengulur senyum, "syukurlah."

"Bisa nggak sih lo nggak usah senyum-senyum gitu!!"

"Emangnya kenapa kak?"

REVANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang