EXTRA CHAPTER 1.2 / TAMAT

71.6K 2.6K 50
                                    


Melihat anggota keluarganya tengah bermain dengan si kembar. Tiba-tiba Nara merindukan Ayahnya, sudah bertahun-tahun berlalu hingga kini tak sekali pun ia tau bagaimana kabar Ayahnya.

Terkadang Nara merasa sedikit berdosa saat ia hidup dengan baik dan berkecukupan sementara Ayahnya masih di rumah sederhana tempat mereka tinggal dulu. Entah bagaimana kehidupannya sekarang, Nara ingin tau tapi dia terlalu takut untuk menemui Ayahnya.

"Aku punya kejutan buat kamu sayang," bisik Revan di telinga Nara

Perempuan itu membalikan badannya, "kejutan apa lagi?"

"Pertama-tama kamu tutup mata dulu abis itu kita turun ke bawah."

"Kenapa harus pake tutup mata segala sih kak Revan?"

"Ckkk ..." Revan berdecak, "sampai kapan kamu mau manggil aku dengan  sebutan kakak? Kita udah empat tahun pernikahan sayang."

"Iya Revan." Terlihat senyuman kecil di wajah pria saat Nara mengoreksi ucapannya

Revan menuntun istrinya ke halaman belakang villa. Saat ini ia mengajak seluruh anggota keluarga berlibur untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-4 tahun.

Semua orang sudah berkumpul di sana menggelar acara BBQ. Nayla, Bimo dan Kakek asik bermain dengan si kembar. Sementara Anas, Bara dan Bram serta kekasih mereka sibuk menyiapkan hidangan makan malam.

Setelah empat tahun akhirnya mereka bisa berkumpul kembali walau tidak semuanya bisa hadir.

"Cieee... si cupu sama most wented Erlangga," sorak Bram di sertai suitan

"Bukan cupu lagi kali Bram, nyonya Revano Megantara," timbal Bara mengoreksi

"Eh, lo berdua jangan berani-berani ngeledek istri gue ya!" Ancam Revan membuat semua orang tertawa bahagia mendengarnya.

"Akhirnya mission complate," ujar Anastasya bangga sembari menghela nafas panjang menatap Denis dari kejauhan. Semua ini berkat bantuan Denis yang melancarkan segala rencana Anas dulu.

"Bisa di percepat nggak mataku udah sakit nih di tutup terus," gerutu Nara

"Iya-iya Nyonya sabar ya." Revan memutar tubuh Nara menghadap tiga buah benda yang di tutupi kain putih. Lalu pria itu membuka mata Nara.

"Di depan kamu adalah hadiah pernikahan kita yang terlewatkan, jadi hari ini aku mau mengganti semua moment itu. Walau mungkin ini nggak bisa membayar waktu yang telah terlewatkan bersama kamu dan anak-anak kita. Tapi, aku ingin memberikan apa yang seharusnya menjadi milik kamu." Jelas Revan gentle

"Nggak pernah gue liat Revan seserius ini ngomongnya," komentar Bara yang langsung mendapat sikuan dari Anas yang memintanya diam dan tidak merusak suasana.

Revan meraih kedua tangan Nara, kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain.

"Sebelum itu di depan keluarga kita aku mau bilang sama kamu, terimakasih sudah datang ke kehidupanku dan memberiku banyak pelajaran hidup, terimakasih selama ini kamu udah sabar mejadi istri seorang Revano--laki-laki yang nggak sempurna ini.

"Aku yang beruntung mendapatkan kamu. Untuk aku nggak ada cinta yang sempurna selain kamu, nggak ada anugerah yang lebih besar daripada kamu dan anak-anak kita. Jadi, Nada detik ini dan selamanya aku--Revano Megantara akan selalu menjadi suami seutuhnya untuk kamu dan kamu akan menjadi satu-satunya wanita dalam hidupku."

Tepuk tangan mengakhiri pengakuan cinta Revan. Air mata menggenang di pelupuk mata Nara, ia tak bisa menahan rasa harunya. Kalimat Revan benar-benar menyentuh hatinya hingga rasanya ia tak bisa berkata apa-apa lagi.

REVANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang