Maap udah bikin kalian mewek semalem hehe ... tp seneng pesan yang aku tulis tersampaikan ke hati kalian.
Vote sebelum baca!
Happy reading semoga suka💕
"Walau kini kamu tau
betapa berharganya dia, nyatanya keadaan tidak berubah. Kamu terlambat, meski aku memaafkanmu tidak ada yang berubah diantara aku begitu pun juga kamu." - dari seorang ibu yang kehilanganRevan tak sanggup berhadapan dengan Nara, dia tidak bisa menyaksikan kehancuran gadis itu. Sungguh, Revan merasa sangat berdosa.
Semua ini salahnya. Seandainya sejak awal dia percaya, seandainya sejak awal dia mencari tau kebenarannya. Semua ini tidak akan terjadi, Darren telah berhasil membuatnya hancur.
Revan tidak pernah tau rasa kehilangan itu sesakit ini, dia tidak tau anak itu ternyata berharga untuknya.
"BODOH LO VAN, BODOH!!" makinya pada diri sendiri
Revan menjambak rambutnya frustrasi, penampilan cowok itu masih lusuh seperti terakhir kali. Dia yang biasanya tampil sempurna kini tidak peduli dengan dirinya sendiri. Jangankan untuk memikirkan pakaian apa yang harus ia pakai untuk minum saja Revan sama sekali tidak terpikirkan.
"Revan?" panggil Bram, di susul kedatangan dua sahabatnya yang lain--Bara dan Alex.
Mereka turut prihatin melihat kondisi Revan yang mengenaskan, cowok itu tidak menyaut bahkan melirik saja tidak.
"Kita udah dapetin informasi dalang di balik semua ini." lanjut Bram
"Iya Van, orang itu harus di hukum seberat-beratnya," timbal Alex
Bara bersidekap, "Alvastor udah diringkus dan gue jamin mereka bakal membusuk di penjara."
"Siapa dalang dari semua rencana ini?" tanya Revan akhirnya dengan tatapan kosong
Bram menelan ludah sangat berhati-hati menjawabnya, ia tidak mau Revan kehilangan akal saat mengetahuinya.
"Tapi, lo janji sama kita lo nggak akan bertindak gegabah?"
"Siapa?!" Revan menekankan suaranya
"Janji dulu Van,"
Revan mendesah malas, "gue janji."
"Gisella dan Kara, Van yang udah ngerencanain semuanya," jawab Bram hati-hati memperhatikan perubahan raut wajah sahabatnya
Revan mengusap wajahnya kasar seraya bangkit.
"Lo mau kemana Van?" teriak Bara
"Inget Van lo udah janji!" Sambung Alex
Tapi, Revan tidak mau mendengar dia melangkah tanpa menoleh ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...