Entah kenapa nulis part ini aku nyesek sendiri. 😭😭😭 sedih aja gitu ngeliat Nara yang selalu berharap sama Revan..
Wajib vote sebelum baca!
"Ternyata orang yang selama ini gue buli bisa se-care itu sama gue?" - BaraPagi ini lapangan basket penuh oleh anak basket baru angkatan 10 yang tengah berlatih bermain. Setiap hari kamis memang selalu seperti itu, ramai.
Apalagi tak hanya mereka yang memenuhi lapangan basket tapi juga para siswi dari berbagai kelas yang tak ingin melewatkan ketampanan adik kelas mereka. Katanya sih mereka ganteng-ganteng, masih katanya ya. Tapi tetap saja tidak ada yang bisa menyaingi popularitas Revan dan teman-temannya.
Nara berjalan di pinggir lapangan, sebenarnya dia sama sekali tidak ada niatan datang kemari. Hanya saja gadis itu bosan karena hari ini para guru-guru sedang rapat dan semua jam pelajaran di sekolah baik kelas 10, 11, atau 12 ditiadakan. Biasanya perpustakaan menjadi tempat yang Nara kunjungi tapi hari ini tidak lantaran tidak ada tempat duduk lagi di sana alias penuh.
"ALVIN... ALVIN ... ALVIN ...!"
"AYO ALVIN KAMU PASTI BISA!"
"SEMANGAT ALVIN!"
"ALVIN KAMU KEREN BANGET!!"
"ALVIN ....!"
"ALVIN ... !
"GO ALVIN ... GO ALVIN ... GO ALVIN..."
Begitulah teriakan kaum hawa yang hebohnya minta ampun. Mereka hanya meneriakkan satu nama padahal ada beberapa orang dalam satu tim, benar-benar tidak adil. Kadang dunia seperti itu pilih kasih padahal setiap orang punya perannya masing-masing dan semuanya penting. Seharusnya mereka mendapatkan perlakuan yang sama namun nyatanya tidak begitu.
Mata Nara tiba-tiba tertuju ke arah cowok berbadan tinggi besar yang berdiri beberapa meter darinya. Cowok itu kelihatan sedang mencari sesuatu. Ada rasa ingin tau tapi Nara enggan menghampirinya, takut jika nanti di damprat. Nara memilih mengabaikannya.
"WOIII YUDA OPER BOLANYA!!"
Bola melambung tinggi
"WOIII BEGO KENAPA LO LEMPAR KE SANA!!"
Nara memperhatikan arah lambungan bola itu. Wajahnya berubah tegang tanpa pikir panjang berlari secepat ia bisa.
"KAK BARA, AWAS ....!" teriak Nara kencang tepat sebelum bola itu mengenai kepala Bara, Nara lebih dulu menyeret tubuhnya ke samping. Mereka sama-sama terjatuh namun beruntung tidak terjadi luka serius.
"Kak Bara nggak pa-pa 'kan?" tanya Nara cemas sementara Bara masih dalam keadaan kaget
"Ada yang luka nggak?" Dengan lancang Nara memeriksa bagian tubuh Bara sesaat gadis itu lupa orang seperti apa Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...