PLAKKK!!!!
"Dasar Brengsek!!!"
Tampan dan makian yang di lontarkan secara frontal oleh Anastasya berhasil mengalihkan pandangan orang-orang kepada Gisella yang tengah meringis memegangi pipinya.
"ANASTASYA!! LO GILA YA!!!" teriak Revan tidak terima kekasihnya di tampar
"LO COWOK BRENGSEK!!! BAJINGAN!!" teriak Anastasya lagi tanpa hambatan seraya menunjuk tepat di wajah Revan, gadis itu sama sekali tidak peduli dengan banyaknya tamu penting yang menghadiri pesta gila itu.
Anastasya menoleh ke belakang, Denis dengan susah payah menaikan tubuh Nara ke sisi kolam renang. Anastasya membantunya, gadis itu merutuki orang-orang yang tidak memiliki empati yang hanya bisa menonton tanpa niat membantu.
"Denis, jangan!!" peringatnya, "jangan perutnya." Anastasya menggeleng saat Denis hendak memompa perut Nara
"Gue bawa Nara ke rumah sakit."
Anastasya mengangguk, "gue ambil tas dulu."
Gadis itu membiarkan Denis membopong Nara lebih dulu menuju mobilnya, sementara Anastasya meraih tasnya di salah satu kursi dengan terburu-buru. Sebelum pergi tak lupa ia melayangkan tatapan peringatan kepada Revan dan teman-temannya.
"Kalau terjadi sesuatu sama Nara, lo berurusan sama gue, bitch!!!"
"Lo nggak bisa ngancem Gisel kayak gitu, Nas, ini semua kecelakaan."
"Mendingan cowok pengecut kayak lo, diem! Nggak usah ngebacot anj*ng!" Kasarnya seraya mendorong kasar dada Revan lalu beranjak pergi menyusul kepergian Denis beberapa menit yang lalu.
***
Di ruang tunggu rumah sakit Anastasya dan Denis menunggu dengan cemas. Sudah hampir setengah jam dokter memeriksa keadaan Nara namun belum ada kabar apa pun hingga saat ini.
"Gue bener-bener nggak habis pikir sama, Revan," ucap Anastasya membuka pembicaraan, rasanya ia tidak bisa memendam kemarahaannya sendiri
"Ini semua salah gue. Harusnya gue nggak biarin Nara sama Revan, gue nggak akan maafin Revan kalo terjadi sesuatu sama Nara," sahut Denis dengan nada sendu
Tak lama kemudian, pintu kaca menjulang tinggi itu terdorong keluar menampilkan sosok pria paruh baya mengenakan jas putih berjalan mendekat ke arah mereka.
"Gimana Dok, keadaan Nara?" tanya Anastasya tidak sabaran
"Dia baik-baik aja kan, Dok?" imbuh Denis
Dokter itu mengaguk pelan, "pasien baik-baik saja."
"Bayinya?" tanya Anastasya lagi dengan wajah menegang
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...