Sebuah mobil sport berwarna merah muda mendarat elegan di halaman parkir SMA Erlangga. Ratusan mata yang kala itu melintas tak dapat mengalihkan fokus mereka. Waktu seakan berhenti ketika seorang gadis bak dewi kecantikan itu menginjakkan kakinya di tanah.
Rambut panjangnya yang tergerai tertiup angin seolah sengaja menebarkan aura kecantikan gadis itu. Para kaum adam menganga dengan kedua mata terpesona, air liur mereka bahkan hampir menetes setiap kali gadis itu melangkahkan kakinya.
Seragam SMA Erlangga mendadak menjadi fashion terbaik yang pernah mereka lihat begitu melekat di tubuh proposionalnya. Rok biru kotak-kotak di atas lutut memamerkan kaki putih jenjangnya yang di balut sepatu kets berwarna putih-navy. Sementara kemeja putih dasi pita berwarna senada itu di balut oleh jaket bisbol yang sangat pas membentuk tubuhnya.
Sesekali ia mengibaskan rambut panjangnya, menyampirkannya kebelakang dan menyelipkan poninya di belakang telinga. Tak lupa senyum manis ia tebarkan lewat bibir tipis yang di merahi lips glos berwarna salem.
Siapa yang tidak terpesona dengan kecantikan alami yang di milikinya, para lelaki mungkin rela mengorbankan harga diri mereka hanya demi berkenalan dengannya.
"Gue nggak salah liat kan, barusan ada dewi yang mampir ke sekolah kita," tanya salah satu pemuda berambut ikal pada teman di sebelahnya
Temannya yang masih tak beranjak menatap gadis bak dewi itu mengangguk polos, "kali ini mata lo sehat, Din."
"Maksud lo selama ini mata gue nggak sehat?" kerling tajam siswa bernama Udin itu
"Tapi, ngomong-ngomong siapa cewek itu?"
"Fix, dia murid baru yang di bilang ketos kemarin."
"Kok lo bisa tau?"
"Ya, gue nggak sengaja denger waktu pak Norman ngomong sama Ketos di ruang guru," jelas Udin
"Emang dasar lo tukang nguping!"
"Gue nggak nguping, siapa suruh mereka ngomong depan gue!" sungutnya
"Tapi, gila asli cewek itu cantik banget. Gue kayak pernah liat tapi dimana ya?"
"Alah kalo ada yang cantik aja lo sok kenal, giliran Mirna ngajakin jalan pura-pura nggak kenal."
Cowok yang berlakangan bernama Agus itu tak berniat menimpali ucapan sahabatnya. Ia lebih tertarik mengekori gadis bak dewi itu. Ternyata bukan hanya dia, puluhan siswa bahkan tak sungkan membuntuti gadis itu hanya karena rasa penasaran mereka.
Gisella merasa sedikit terusik dengan tatapan semua orang yang menatapnya, yang menurutnya tidak biasa. Belum lagi beberapa siswa yang terus saja mengikutinya dari parkiran hingga saat ini. Setiap kali Gisel menoleh, mereka berpura-pura tidak melihat. Padahal Gisel tau sejak tadi mereka membuntuti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...