Suara musik mengalun dari benda kecil yang menggantung di kedua telinganya membuat kaki dan kepalanya bergerak seirama. Kedua mata indahnya terpejam menikmati setiap lirik yang bersenandung.
Gisella Queen Anisa duduk di kursi rotan yang menghadap langsung ke balkon apartemennya. Kedua kakinya disilangkan, wajah cantik dan penampilan yang sempurna bak seorang putri membuat dia tetap memukau walau rambutnya hanya di gulung sembarangan.
Kecantikan alami yang ia miliki terlebih lagi backgroud keluarga yang mentereng, membuat dia tak luput dari perhatian banyak orang. Lihat saja pengikut di media sosialnya berjumlah jutaan dan setiap postingannya selalu mengundang perhatian para netizen.
Ting nung ...
Mendengar suara melengking dari pintu apartemennya, Gisella bergegas melompat setengah berlari membukakan pintu. Wajahnya berseri bagai buah ceri yang tengah memerah indah di bawah musim semi.
Buggghh...
Ia berhamburan memeluk tubuh cowok jakung yang tengah berdiri di depan pintu. Wajah putih, rambut hitam legam, mata tajamnya dan senyum penuh kehangatan itu sangat ia rindukan padahal mereka hanya berpisah beberapa minggu saja.
Cowok itu membalas pelukan Gisella dengan hangat sembari mencium puncak kepalanya Cukup lama Gisella tak melepaskan pelukannya, bergelayut manja di leher cowok itu seperti anak kecil yang tidak ingin di tinggal oleh ayahnya.
"Beib, mau sampe kapan kayak gini terus? Yang ada nanti leherku patah loh," ujar Revan lembut, sangat jauh berbeda 180° dari sikapnya yang selalu tampil arogan di depan orang lain.
"Sampai maut memisahkan kita," jawabnya tulus semakin erat memeluk leher Revan
"Ngelantur." Revan mengangkat tubuh Gisella dan membawa gadis itu masuk, kalau tidak begitu bisa sampai pagi ia berdiri di pintu apartemen
Gadis berambut panjang mengenakan piyama bermotif kartun itu mengerucutkan bibir, sementara Revan meletakan barang bawaannya di pantri dapur.
"Udah makan, Beib?" tanya Revan sembari berjalan mendekati sofa tempat kekasihnya duduk
Gisella menggeleng cepat sembari tersenyum penuh arti.
"Apa?!" Jelas cowok itu tau ada sesuatu di balik tatapan menggelikan Gisella
"Masakin ...," rengeknya. Revan membalas dengan senyum manis, tatapan itu membuat dia tak pernah bisa menolak permintaan kekasihnya. Gadis manis itu selalu berhasil meluluhkan hati Revan dengan cara sederhana yang belum pernah Revan dapatkan dari gadis mana pun.
Bagi seorang Revan, Gisella adalah orang terpenting yang selama ini hadir dalam hidupnya. Sekali pun Revan tidak pernah merasa tidak bahagia begitu juga dengan Gisella, namun situasi yang baru-baru ini terjadi dalam hidupnya seakan menjadi peringatan kehancuran hubungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...