Udah siap baca kelanjutannya?
Udah siap jempolnya di goyang?
Komen di setiap paragraf juga yah ... siap nggak?"Udah sana cepetan nggak usah pake mikir lagi. Kelamaan."
"Tapi, emang nggak pa-pa Nas? Kalo nanti kak Revan marah gimana?"
"Lo mau dapetin hatinya Revan 'kan?" Nara mengangguk
"Ya udah, masak gini aja lo nggak berani? Dengerin gue ya, cowok itu harus di kasi perhatian lebih, dipuji-puji kalo perlu di dewakan biar makin besar kepala."
"Cowo gitu ya, Nas?"
"Iya ... nah sekarang Revan kan baru selesai tanding basket lo kasi dia minuman. Cepetan!"
"Aku takut Nas." ringis Nara tak juga melangkah seolah kaki gadis itu terpaku di tanah
Sementara Anastasya frustrasi level akut melihat tingkah Nara, sejak tadi gadis itu memaksa Nara untuk mengikuti sarannya namun yang di lakukan Nara hanya meringis dan gugup seolah-olah dia akan berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa.
"Ya udah terserah lo, lupain aja kalo lo pengen dapetin hatinya Revan. Kayak gini aja lo nggak bisa gimana mau ngalahin Gisella?"
Nara menunduk sedih berusaha mengumpulkan tekadnya. Dia harus berani biar bagaimana pun perjuangan itu membutuhkan keberanian. Setelah beberapa detik gadis itu mengangkat dagunya, menatap lurus dengan mata tajam.
"Cepatan! Keburu bel gatol deh kita, tinggal lo kasi minuman itu ke dia abis itu lo balik lagi ke sini. Gitu aja nggak bisa, gue tutup mata juga bisa." Ujar Anastasya gregetan
"Ngomong gampang Nas, jantungku nih belum apa-apa undah mau gelinding aja."
"Makaknya lo harus berani, PD dikit napa!"
"Kamu yakin ini bakal berhasil?"
"Gimana mau berhasil dari tadi lo di sini mulu nggak jalan-jalan."
"Ya udah aku berani Nas."
"Nah gitu dong."
"Tapi-"
"Apa lagi?" keluh Anas tak sabaran
"Aku harus bilang apa sama kak Revan?"
"Tinggal lo bilang aja ini minuman buat dia udah kelar nggak usah ribet-ribet."
Nara mengangguk mengerti. Akhirnya melangkah mengintari lapangan basket. Banyak sekali orang-orang berkumpul di sana menyaksikan pertandingan basket unggulan SMA Erlangga yang di ketuai oleh Revan.
Terutama kaun hawa yang tak ingin ketinggalan mengagumi pesona anak-anak sultan Erlangga.
"Woiii ... woiii ... liat tuh si cupu mau ngapain ke sini?!" teriak Alex melihat Nara dari kejauhan membuat puluhan pasang mata menatap remeh ke arah gadis itu
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...