53. REVANARA

47.6K 2.4K 25
                                    

Wajib vote sebelum baca!

Happy reading semoga suka💕


***

"Percayalah semesta sudah menyiapkan segalanya"

Anastasya tak jadi menguap sebaliknya membulatkan mata terkejut saat melihat tiga pemuda berdiri di hadapannya.

Cepat-cepat ia menutupi wajahnya karena malu, pemuda-pemuda itu baru saja memergokinya sedang menguap.

"Eh-eh main nyelonong aja, nggak ada sopan santunnya! Salam kek, lo semua pikir rumah gue tamam hiburan?" Hardiknya berusaha menutupi rasa malunya.

Bram dan Bara tersenyum miring sementara Alex mengulum senyum yang terlihat menjijikan di mata Anas.

"Nggak, kebun binatang!!!" celetuk Bara iseng

"Issshhhh, lo bilang apa huh?" tunjuk Anas tidak terima

"Makaknya kalau  nggak mau di bilang kebun binatang, lo jangan galak-galak dong. Asal lo tau aja mirip singa betina," sambung Bram tertawa lepas

"KELUAR LO SEMUA DARI RUMAH GUE!!" teriak Anas kesal setengah mati

Bukannya marah atau kesal, ketiga cowok itu malah tertawa  kencang. Begitulah mereka kalau sudah bertemu, sejak kecil Anas memang tidak pernah bersikap ramah kepada mereka kecuali pada Denis. Bisa di bilang Denis satu-satunya cowok yang di anggap manusia olehnya.

"Dari dulu lo nggak berubah, Nas," cicit Alex membuat Anas langsung mengerling tajam ke arahnya, "masih aja galak."

"Terus kenapa? Masalah buat lo?"

Alex menggeleng, "nggak mengurangi rasa cinta gue ke lo."

"Makan tu cinta!" ketusnya

"Terima aja kali Nas, kasian si Alex nungguin lo terus mau sampai kapan coba?" tanya Bara

"Sampai lima benua di dunia ini menyatu!"

"Elah, Alex ganteng gini masa lo anggurin?" balas Bram tak pernah bosan menggoda Anas

"Sorry ya gue terlalu berharga buat cowok buaya kayak dia!" Anas menatap Alex tajam

"Ya ampun Nas kenapa sih ribut-ribut?" Suara langkah kaki Nayla yang datang dari depan membuat Anas menelan ucapannya

"Ni nih Ma usir mereka,"

"Ckkk, kamu nggak boleh gitu sama tamu nggak sopan banget."

"Tuh dengerin kata mama lo, Nas."

"Diem lo!"

"Tante anaknya setiap hari di kasi makan bon cabe ya, mulutnya pedes banget."

Nayla sama sekali tidak tersinggung sebaliknya tertawa mendengar penuturan Bram.

"As you know lah Bram, Lex, Bar, Anas emang kayak gitu perlu di jait mulutnya."

"Mama kok malah belain mereka sih?"

Tak lama terdengar suara langkah seseorang menuruni tangga, menyudahi pertengkaran mereka.

"Udah lama?" tanya Revan pada tiga sahabatnya

"Nggak kok,"

"Ya udah bahas di ruang tengah aja langsung."

Mereka berjalan menuju ruang tengah, rupanya kedatangan mereka untuk membahas mengenai kemana mereka akan melanjutkan kuliah nanti.

Seorang wanita tua membawakan minuman dan beberapa jenis cemilan untuk mereka. Wanita yang tak lain adalah pembantu di rumah itu pamit setelah selesai menyajikan minuman di atas meja.

REVANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang