15. REVANARA

45.8K 2.5K 99
                                    

"Kemana aja lo sama Denis?!" bentak cowok berwajah sangar itu bahkan sebelum Nara sempat menginjakkan kakinya di ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemana aja lo sama Denis?!" bentak cowok berwajah sangar itu bahkan sebelum Nara sempat menginjakkan kakinya di ruang tengah

"Makan kak."

"Lo pasti sengaja nggak ngabarin gue 'kan? Biar lo bisa bebas berdua-duan sama sepupu gue! Dasar murahan!! Nggak cukup lo jadi istri gue sampe lo harus ngerayu-ngerayu Denis?"

"Aku nggak ada maksud gitu kak." Nara membela diri

"Alah, nggak usah sok polos  Gue muak liat muka memelas lo yang nggak tau diri. Lo pasti sengaja gunain kesempatan ini biar bisa manfaatin kekayaan gue sama Denis 'kan?" tuding Revan tak ada habisnya

"Nggak kak," 

"Terus kenapa lo nggak ngabarin gue? Lo tau nggak sih ini jam berapa? Kalo lo kenapa-napa di jalan siapa yang susah? GUE! TAU NGGAK?"

"Kak Revan kan nggak ngizinin aku buat nyimpen nomer kakak, lagian hp aku rusak kak kecempung di dapur," akunya pelan

"Setiap kali gue ngomong sama lo, bisa nggak liat gue? Jangan nunduk aja gue berasa ngomong sama tembok."

"Habisnya kak Revan galak, aku takut," ringisnya jujur lalu memberanikan diri mendongak

Mata mereka bertemu, jelas Nara bisa melihat kobaran amarah dari mata Revan. Sejak dulu, Nara tidak pernah berani bertatapan muka langsung bahkan saat mereka sudah tinggal serumah dan Revan kini menjadi suaminya. Karena menatap mata itu Nara butuh keberanian.

"Gue nggak suka lo deket-deket sama Denis!!"

"Tapi, kenapa kak?"

"Kenapa?" suaranya melengking, "masih nanya kenapa? Lo bego atau pura-pura bego? Lo itu udah nikah, bisa-bisanya lo jalan sama cowok lain sambil pegangan tangan di depan gue?!!"

Emang cowok nggak pernah sadar sama kesalahannya sendiri.

"Aku sama kak Denis cuma temen nggak lebih, mana mungkin aku berani ngelakuin itu kak?"

"Gue nggak mau denger alasan apa pun!  Awas aja lo berani hianatin gue, habis lo sama gue!!" bentaknya kasar, "jangan mancing gue buat nyakitin lo!"

Nara mengangguk patuh seperti anjing peliharaan yang di rantai. Ingin rasanya membalas kata-kata Revan namun dia tidak pernah bisa melakukannya. Di hadapan Revan gadis itu selalu mati kutu, membeku, dan lemah. Nara membenci dirinya sendiri, kenapa di saat orang-orang menyakitinya dia tidak pernah bisa membalas?

Apa Revan tau bagaimana perasaan Nara saat melihat cowok itu bermesraan dengan gadis lain? Meski Nara tau dia adalah orang ketiga yang tak seharusnya ada di hidup Revan.

Tapi, dia juga tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, bahwa hatinya sakit. Sampai sekarang Nara tidak tau apa dia punya hak untuk kecewa dan merasa marah?

"Cepet mandi, gue nggak suka nunggu lama!"

Dahi gadis itu berkerut, "mau ngapain emangnya kak?"

"Udah nggak usah bawel, ikutin aja apa kata gue tanpa banyak protes. Gue nggak suka orang yang sering ngebantah apalagi banyak bacot!"

REVANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang