Udah pada nungguin nggak?
Aku upload sekarang ya soalnya biar nggak kemaleman upnya😚😚😚Vote sebelum baca!
"Kehancuran ada karena kesalahan."
"ARRRGGHHHH!!!!!"
Di dalam kamarnya Revan mengamuk, membanting benda-benda yang ada di sekitarnya hingga kamarnya seperti kapal pecah.
"PRANGGGGG!!!" Sekali lagi ia melempar kaca kamar mandinya dengan cangkir yang biasanya di gunakan sebagai tempat sikat gigi.
Tidak ada yang bisa menghentikan kemarahannya, hal itu terus terjadi hingga satu jam berlalu dan Revan baru berhenti ketika tak ada lagi barang yang bisa ia hancurkan.
"BANGSATTT!!"
Dua kali. Dua kali ia tertipu oleh seorang gadis yang ternyata hanya memanfaatkannya.
Gisella yang sangat ia cintai tega menghianatinya, sekarang gadis yang dia pikir lugu ternyata berhati sama busuknya.
Selama ini dia salah menilai Nara sebagai gadis baik-baik, dan kenyataan bahwa mulai tumbuh harapan di hatinya membuat rasa kecewa itu semakin dalam.
Di lantai bawah tepatnya di kamar sempit itu Nara membereskan barang-barangnya sambil berurai air mata. Ia mencoba kuat untuk tidak terlalu banyak menangis namun, nyatanya tangis gadis itu semakin lama semakin deras.
Kenapa ia harus mengalami kekejaman ini?
Direndahkan. Dikucilkan. Diusir. Tidak dianggap sebagai anak lagi oleh ayahnya, masa depannya hancur, cita-citanya hanya menjadi mimpi belakang, mencintai orang yang tak seharusnya ia cintai, di fitnah dan sekarang Revan mengusirnya.
Lalu apa lagi setelah ini? Kenapa Tuhan tidak mencabut nyawanya saja? Lebih baik di mati dari pada hidup tapi tidak diinginkan.
Nara menghentikan langkahnya sebelum benar-benar pergi, menatap kamar Revan sejenak dari bawah. Nara tau Revan pasti sangat kecewa dan marah.
"Semoga suatu hari kamu tau kalau aku tidak pernah berhianat."
"Terimakasih sudah pernah menjadi suamiku meski sebentar."
"Jaga diri baik-baik ya kak Revan, semoga setelah ini kak Revan bisa bahagia."
Nara menunduk seraya mengelus perutnya yang mulai buncit, air matanya kembali menderai. "Selamat tinggal Papa, dari anakmu yang tak akan pernah bisa melihat wajahmu."
***
Denis menginjak rem mendadak tepat beberapa meter sebelum ia sampai di rumah Revan.
Setelah Vidio itu beredar, Denis tidak menunda waktu lagi menuju rumah Revan. Vidio yang ia yakini tidak benar itu telah tersebar di sekolah dan internet yang artinya semua orang telah melihatnya dan mungkin mereka berasumsi buruk soal Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat pada dirinya. Jika di sebutkan satu persatu, sederet paragraf tidak cukup untuk mendeskripsikannya. ...