34. REVANARA

42.7K 2.4K 29
                                    

Wajib follow sebelum baca!

Udah siap?

Happy reading🤗

"Jangan sampai kehilangan yang menyadarkan mu seberapa bodohnya kamu di masa lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan sampai kehilangan yang menyadarkan mu seberapa bodohnya kamu di masa lalu." - Authornote


"Selamat pagi cantik," sapa Bara tersenyum manis

Nara yang baru saja melewati pintu gerbang  membalas senyum canggung, "pagi kak."

Di sisi lain sikap Bara tak luput dari pengawasan Alex dan Bram.

"Sejak kapan Bara tau caranya muji cewek?" tanya Bram merasa aneh

"Lebih tepatnya sejak kapan si cupu cantik?" balas Alex

"Kalau di liat-liat dan di perhatiin dengan seksama Cupu cantik juga sih Lex. Bulu matanya panjang, badannya bagus, kulit putih, mukaknya juga nggak pasaran. Cuma dia nggak tau cara dandan aja," ujar Bram seraya memperhatikan Nara secara intens dari kejauhan.

Alex tidak menepik pernyataan itu, apa yang di katakan Bram tidak salah. Jika perhatikan baik-baik Nara memiliki sisi lain yang memikat.

"Jangan bilang lo suka juga sama si Cupu, ogah banget gue ngeliat lo berdua duel gara-gara cupu."

"Ngaco lo! Maaf-maaf aja ya gue paling anti yang namanya nikung temen!"

"Bagus lah, pantesan aja lo di tikung terus."

"Eh, gue bukannya ditikung tapi gue sengaja ngalah aja. Nggak suka tuh gue berbagi gebetan apalagi berbagi pacar."

"Alah alesan doang, emang dasar lo nggak laku!"

Bram mendelik, "emangnya lo pikir cewek itu kompetisi?"

Revan mendekati kedua sahabatnya, kedua tangannya terlipat di depan dada seraya matanya fokus menatap ke arah Bara.

"Bara lagi ngapain?" tanyanya datar

"Biasa lah. Lagi berusaha deketin si cupu."

"Gue rasa sih dia nggak main-main sama omongannya di chat kemarin."

Alex mengangguk asal, "gue juga ngerasa gitu. Kita semua tau lah kalo Bara itu anti banget sama cewek dan baru kali ini ada cewek yang bisa bikin dia kayak gitu."

Revan tiba-tiba melangkah lagi namun bukan ke arah kelas justru menghampiri Bara dan Nara. Wajahnya datar tanpa ekspresi hanya terlihat mata elangnya yang menyipit.

"Revan kenapa? Apa gue salah ngomong ya?"

"Lo sih Lex selalu aja bikin Revan bete,"

"Gue kan ngomong apa adanya, bagian mananya sih yang bikin bete?"

"Bagian lo lahir di dunia ini!" Bram tertawa mengejek

Di sisi lain Bara menyuruh Nara duduk di kursi di bawah pohon yang letaknya di pinggir lapangan.

REVANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang