Ada kalanya pergi menjadi pilihan yang lebih baik dari pada tetap bertahan.
-Park Chaeyoung
Tak!Bunyi sebuah sisir yang diletakkan asal oleh seorang pria sukses menggema diseluruh ruang berukuran 4 x 5 M itu. Terlihat didepan cermin, pantulan seorang pria tampan yang kini tengah berusaha menata rambutnya dengan teliti.
Siapa dia?
Siapa lagi kalau bukan Oh sehun. Hari ini dia terlihat lebih rapi dan cool dengan balutan kaos abu-abu yang dipadukan dengan jaket kulit berwarna hitam. Sangat berkharisma walaupun penampilannya terlihat sederhana.
Oh apakah dia akan pergi malam ini? Jawabannya iya! Sore tadi, dia sudah membuat janji dengan lisa untuk pergi jalan-jalan malam ini. Yah sekedar refreshing atau menghilangkan beban yang terlalu memenuhi otak mereka. Beruntung Tuan Lee Soo Man memberi waktu libur untuk mereka berdua setelah hampir 1 Tahun lamanya tidak mendapat jatah liburan sama sekali. Beruntung sekali bukan?
Tring!! Tring!!
Suara notifikasi adanya panggilan masuk sukses membuat fokus seorang Oh Sehun teralihkan. Cepat saja pria itu menyambar ponsel yang sedari tadi ia simpan diatas tempat tidur kemudian menatap layarnya.
Lalisa is Calling....
Sehun menghela nafas kasar sembari mengusap wajahnya frustasi. Oh astaga! Hampir saja sehun menyambar kunci mobilnya. Takut jika ternyata yang menghubunginya adalah Bos besar mereka alias Lee Soo Man. Namun ternyata? Oh lupakan saja!
"Yeoboseo?"
"Yak Oh Sehun! Dimana kau? Mengapa kau lama sekali eoh? Asal kau tahu saja! Aku sudah ada dilobby apartemenmu!"
Sehun sedikit menjauhkan ponselnya setelah suara cempreng nan memekakkan telinga milik lisa mulai terdengar dari ponsel itu. Sesekali ia mengusap telinganya yang berdengung kecil akibat suara lalisa. Oh astaga! Sebenarnya sehun sempat penasaran dengan apa saja makanan yang dikonsumsi oleh gadis itu sehingga ia bisa memiliki suara seperti itu.
Apa dia suka memakan microfon? Atau sound system?
"Yak! Oh sehun!"
Disaat sehun sedang sibuk dengan pemikirannya, tiba-tiba pria itu tersentak saat suara teriakan lalisa kembali menyapa indera pendengarannya. Dengan ragu, ia kembali mendekatkan ponselnya pada telinganya.
"Kau berisik sekali lalisa! Tunggu sebentar! Aku akan segera turun."
Bip!
Sehun mematikan panggilannya secara sepihak kemudian mulai mengemasi beberapa barang yang akan ia bawa seperti ponsel, flashdisk dan satu barang yang sangat amat penting yaitu dompet. Jangan sampai ia melupakannya atau rencana kencannya malam ini akan gagal total yang berakhir dengan rasa malu.
Tunggu! Sehun dan lisa kencan?
Tidak! Mereka tidak kencan. Malam ini mereka memang pergi berdua saja tanpa Kai. Namun hal itu bukan berarti bahwa mereka akan pergi berkencan, lebih tepatnya sehun akan membayar hutangnya pada lisa yaitu hutang mentraktir lisa dikedai ramen langganannya akibat kekalahannya dalam permainan bingo beberapa waktu yang lalu.
Jujur saja, sebenarnya sehun sangat malas keluar malam ini, namun karena ia sedang malas mendengar rengekan menyebalkan dari lisa, akhirnya ia setuju untuk mentraktir lisa malam ini. Yah sekalian merefreshingkan otak bukan? Apalagi ada yang menemani. Setidaknya dia tidak begitu miris dengan status jomblo akutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POWER of DESTINY
FanfictionKetemu sama CEO yang bawel dan menyebalkan, rasanya akan seperti apa ya? ⚠Follow dulu sebelum baca! Takut ada yang gak kelihatan 😂