Saya lebih suka kalian spam comment dicerita saya. So, Ayo spam.
Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa
Happy Reading...
Pagi yang tidak terlalu cerah menurut chaeyoung karna hari ini ia harus membayar utang ayahnya kepada Park Group.
Chaeyoung berjalan cepat menuju ruang makan untuk menghampiri adiknya yang sudah siap melahap makanannya.
"Pagi nunna!! Ayo kita sarapan! Aku sudah membuatkanmu roti panggang dan segelas susu hangat." ucap haruto adik kesayangannya.
Chaeyoung mendudukan tubuhnya disalah satu bangku yang berhadapan dengan bangku haruto.
Ia potong kecil-kecil roti panggang itu menggunakan sebuah pisau dan garpu kemudian melahapnya secara perlahan.
Suasana sarapan kali ini benar-benar sepi dan tenang, haruto lebih fokus menikmati makanannya sedangkan chaeyoung sedang memutar otaknya untuk mencari alasan jika orang Park Group datang kerumahnya.
"Nunna kau tak bekerja??" tanya haruto yang sedari tadi melihat nunnanya tampak melamun.
Chaeyoung tersadar dari lamunannya.
"Eh? Eum.. hari ini nunna libur bekerja!" bohongnya dengan nada sedikit ragu.
Jujur saja, chaeyoung sebenarnya masih ragu harus bekerja dimana, dia sama sekali belum ada gambaran akan melamar pekerjaan dimana setelah ini.Cafe?? Apa mungkin mereka masih menerima chaeyoung bekerja kembali?? Atau mencari pekerjaan baru?? Chaeyoung benar-benar bingung.
Haruto menatap nunna tersayangnya yang tengah melamun dengan tangan kanan yang memainkan pisau diatas rotinya dan tangan kirinya ia gunakan untuk menopang dagunya. Tatapan gadis itu terlihat sangat kosong.
Haruto merasa heran, baginya wajah nunnanya terlihat seperti tengah menanggung beban berat dan hal itu sangat membuatnya khawatir.
"Nunna, gwencanha??"
Pertanyaan haruto sukses membuat rose tersadar kembali.
Dengan ekspresi datar ia menatap ramah haruto."Gwencanha-"
Chaeyoung menatap kearah jam dinding yang tergantung indah diruang makan.
"Oh Haruto~ah kau harus segera berangkat sebelum ketinggalan bus." ucap rose mengalihkan topik pembicaraan.
Haruto ikut memandang jam dinding putih itu dan benar saja jam sudah menunjukkan pukul 07.30 yang artinya sebentar lagi bus akan melewati halte.
Dengan secepat kilat haruto menyambar tasnya kemudian berlari menuju pintu utama.
"Nunna aku berangkat!!!" teriaknya dari luar.Chaeyoung menggelengkan kepalanya sembari menatap punggung adiknya yang sudah menghilang dibalik pintu.
"Kebiasaan!! Belajarlah dengan rajin eoh!!" teriaknya yang ternyata tidak sudah tidak didengar oleh haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
POWER of DESTINY
FanfictionKetemu sama CEO yang bawel dan menyebalkan, rasanya akan seperti apa ya? ⚠Follow dulu sebelum baca! Takut ada yang gak kelihatan 😂