36. She Is Mine

1.2K 144 49
                                    

Coba mana reader setia Power of Destiny?

Happy Reading...
________________________________________







"Mengapa kau mengajakkku kemari? Apa ada rapat didekat sungai seperti ini?" tanya chaeyoung kebingungan.

Ya tentu saja kebingungan. Saat berangkat pergi tadi chanyeol mengatakan bahwa mereka akan rapat dengan salah satu relasinya. Namun, saat sampai ternyata chanyeol membawanya ke sungai Han.

Memangnya ada rapat sambil piknik keluarga? Aneh bukan?

Chanyeol menghela nafas panjang. Menikmati hembusan angin yang mulai menerpa wajah tampannya.

Setelah mendengar cerita sehun mengenai chaeyoung yang menangis disepanjang koridor kantor membuat chanyeol ingin sekali menghiburnya.

Karena pria itu tidak tahu harus mengajak chaeyoung kemana. Maka iapun akhirnya memilih untuk mengajak chaeyoung piknik didekat sungai han. Ya, setidaknya tempat itu bisa membuat chaeyoung tenang.

"Aku bosan dikantor, makannya aku mengajakmu kemari." cletuk chanyeol berbohong sembari mendudukan tubuhnya disebuah bangku panjang.

Chaeyoung mengangguk paham. Menatap lurus kearah aliran sungai sembari menghirup nafas dalam. Gadis itu menutup matanya. Mencoba merasakan hembusan angin yang begitu menyejukkan. Sedangkan chanyeol, pria itu hanya menatap chaeyoung dari samping sembari tersenyum tipis.

Melihat chaeyoung lebih dekat membuat jantungnya semakin berdetak tak karuan. Sungguh saat ini hanya Tuhan dan dia yang tahu bagaimana sulitnya chanyeol menahan rasa gugup dan canggungnya dengan chaeyoung.

"Aku mengantuk!"

Chanyeol mendaratkan kepalanya tepat dipangkuan chaeyoung membuat gadis itu tersentak kaget dengan perlakuan chanyeol.

"P-pak-"

"Biarkan seperti ini untuk sementara waktu park chaeyoung."

Chaeyoung hanya mengangguk pasrah. Menatap wajah chanyeol yang sedang menutup matanya membuat gadis itu tersenyum simpul. Seketika ia kembali teringat mengenai kata-kata chanyeol yang ia lontarkan beberapa jam yang lalu.

Aku menyukaimu.

Kata itu terus terngiang ditelinga chaeyoung seakan memenuhi ruang didalam otaknya.

Angin kembali berhembus pelan membuat beberapa daun pohon mapel berjatuhan mengenai mereka. Chaeyoung terkekeh saat sebuah daun jatuh tepat diatas wajah chanyeol yang masih tertidur dipangkuannya.

"Apa dia sudah tidur?" bisik chaeyoung sembari memindahkan daun itu.

Tanpa sadar chaeyoung mengusap rambut chanyeol lembut. Senyum gadis itu masih merekah dengan mata yang memandang dalam kearah wajah damai nan tegas milik park chanyeol.

"Aku masih tidak percaya dengan ucapanmu pagi tadi. Apa itu benar-benar nyata? Atau hanya sebuah mimpi yang terasa nyata. Tapi entah mengapa aku menyukainya." monolognya dengan berbisik. Tetap memandang lurus. Ia tidak sadar jika chanyeol sedari tadi belum benar-benar tidur.

POWER of DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang